Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Kematian balita Raya, asal Sukabumi, Jawa Barat dengan tubuh dipenuhi cacing menimbulkan keresahan di masyarakat. Banyak orang dewasa yang mengajak untuk minum obat cacing untuk mencegah kasus serupa.
Padahal, selama ini obat cacing hanya diberikan kepada anak-anak. Apakah orang dewasa perlu konsumsi obat cacing?
Ajakan minum obat cacing untuk orang dewasa marak disampaikan melalui akun media sosial. Mereka beralasan, cacing sangat mungkin tumbuh dan berkembang di kalangan orang dewasa. Alasannya, orang dewasa sudah lama tidak minum obat cacing.
Baca Juga: Susul iPhone 16 & 15, Harga iPhone 14 Telah Turun Rp 5 Jutaan Agustus 2025
Diberitakan Kompas.com, Dokter spesialis anak RS UNS, Aisya Fikritama menegaskan, konsumsi obat cacing pada orang dewasa tidak perlu dilakukan secara rutin, kecuali ada indikasi medis. “Jika tidak terinfeksi, obat tersebut tidak perlu diminum,” ujarnya mengutip Kompas.com, Sabtu (23/8/2025).
Aisya menambahkan, orang dewasa sehat dan tinggal di lingkungan bersih tidak wajib minum obat cacing setiap tahun. “Orang dewasa sehat yang tinggal di lingkungan bersih sebenarnya tidak perlu rutin minum obat cacing. Tapi kalau masuk kelompok risiko tinggi atau ada gejala cacingan, sebaiknya periksa ke dokter dan bisa diberi obat cacing sesuai kebutuhan,” jelasnya.
Tonton: Semua Aset All Time High, Investor Beli Apa? I KONTAN Prediksi Pasar
Gejala Umum Infeksi Cacing
Infeksi cacing bisa menimbulkan beberapa gejala yang harus diwaspadai, antara lain:
- Sakit perut berulang
- Gangguan buang air (mencret atau susah buang air)
- Perubahan nafsu makan
- Mudah lelah
- Penurunan berat badan signifikan
- Jika gejala tersebut muncul, pemeriksaan medis sangat disarankan agar penanganan lebih tepat.
Kelompok Orang yang Rentan Cacingan
Menurut Aisya, terdapat beberapa kelompok dengan risiko tinggi terkena cacingan, yaitu:
- Anak-anak usia sekolah dasar – karena sering bermain tanah atau lupa cuci tangan.
- Orang yang tinggal di daerah dengan sanitasi buruk – misalnya pemukiman padat penduduk dengan fasilitas WC terbatas.
- Pekerja yang sering kontak dengan tanah – seperti petani, tukang kebun, atau pekerja konstruksi.
- Masyarakat dengan kebersihan pribadi rendah – contohnya jarang mencuci tangan sebelum makan.
- Keluarga yang tinggal serumah dengan penderita cacingan – sebab telur cacing mudah menular melalui kuku, lantai, atau makanan.
Pencegahan dan Rekomendasi
Aisya mengatakan, obat cacing dapat dikonsumsi setiap enam bulan sekali bagi kelompok berisiko tinggi.
Sementara untuk orang dewasa sehat yang hidup di lingkungan bersih, cukup menjaga kebersihan diri, mengonsumsi makanan matang, serta rajin mencuci tangan untuk mencegah infeksi.
“Kalau ada anggota keluarga yang terinfeksi, biasanya semua anggota rumah akan diberi obat untuk mencegah penularan ulang,” tegas Aisya.
Selanjutnya: Washington Jadi Uji Coba, Garda Nasional AS Dipersenjatai Hadapi Darurat Kriminalitas
Menarik Dibaca: Router WiFi 7 Mulai Dipakai di Indonesia, Ini Manfaat untuk Gamer hingga Rumah Pintar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News