kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
AKTUAL /

7 Penyebab Rasa Haus Berlebihan saat Sudah Minum Air Banyak, Waspada Diabetes


Senin, 18 Desember 2023 / 10:16 WIB
7 Penyebab Rasa Haus Berlebihan saat Sudah Minum Air Banyak, Waspada Diabetes
ILUSTRASI. 7 Penyebab Rasa Haus Berlebihan saat Sudah Minum Air Banyak, Waspada Diabetes

Penulis: Bimo Kresnomurti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simak rasa haus berlebihan untuk minum air dalam banyak. Kondisi ini secara medis disebut sebagai Polidipsia atau rasa batin untuk konsumsi banyak air.

Rasa haus ini merupakan respons alami terhadap kekurangan cairan dalam tubuh atau dehidrasi. Saat seseorang merasa haus, itu adalah sinyal bahwa tubuh membutuhkan air atau cairan untuk menjaga keseimbangan cairan dan fungsi tubuh yang optimal.

Secara psikologis, rasa haus dapat dikenal sebagai Polidipsia yang muncul karena berbagai faktor fisik, suhu lingkungan yang tinggi, makanan yang asin, atau kondisi medis tertentu.

Konsumsi air atau minuman lainnya adalah cara untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan mengatasi rasa haus.

Baca Juga: Ini 7 Penyebab Rasa Gatal pada Anus atau Pruritus Ani dan Cara Mengatasinya

Dampak negatif minum berlebihan

Perut kembung

Sayangnya, ada kondisi kesehatan yang bisa dideteksi dari kebiasaan konsumsi minuman air secara berlebihan. Hal ini karena seseorang bisa merasa haus dan berkeinginan minum air dalam jumlah banyak.

Meskipun air sangat penting untuk kesehatan, minum air secara berlebihan dalam waktu singkat dapat menyebabkan kondisi yang disebut "hiponatremia" atau keracunan air.

Hiponatremia terjadi ketika kadar natrium dalam darah menjadi terlalu rendah. Natrium penting untuk menjaga keseimbangan cairan di dalam dan di sekitar sel-sel tubuh.

Berikut adalah beberapa dampak minum air berlebihan dan gejala hiponatremia:

  • Pembengkakan Sel: Minum terlalu banyak air bisa menyebabkan air masuk ke dalam sel-sel tubuh, menyebabkan sel-sel membengkak. Meskipun sebagian besar sel tubuh dapat menanggung perubahan volume ini, sel otak lebih rentan, dan pembengkakan otak dapat terjadi.
  • Tekanan Darah Rendah: Minum air berlebihan dapat menyebabkan pencairan elektrolit, termasuk natrium, yang dapat memengaruhi tekanan darah. Hiponatremia yang parah dapat menyebabkan penurunan tekanan darah.
  • Gangguan Fungsi Sel Otak: Hiponatremia dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, mual, muntah, kebingungan, kelelahan, dan bahkan kejang atau koma. Gejala ini muncul karena sel-sel otak mengalami pembengkakan dan menekan otak ke tengkorak.
  • Gangguan Fungsi Sistem Saraf: Kondisi ini juga dapat memengaruhi sistem saraf, menyebabkan masalah keseimbangan, gangguan gerakan, dan dalam kasus yang ekstrem, dapat menyebabkan kegagalan pernapasan.

Untuk itu, Anda perlu mengenali beberapa penyebab secara medis yang perlu Anda catat. Simak penyebab rasa haus berlebihan meskipun sudah minum air banyak dilansir dari laman Medicine Net.

Baca Juga: 10 Tanda-Tanda Ginjal Anda Tidak Sehat yang Harus Diperhatikan, Cek Sekarang!

Penyebab rasa haus berlebihan

1. Kehamilan

Merasa haus sepanjang waktu dan merasa perlu buang air kecil secara teratur adalah dua tanda umum kehamilan. Namun, karena ini juga bisa menjadi tanda diabetes gestasional, konsultasikan dengan dokter dan periksa diri Anda untuk diabetes jika Anda menganggap diri Anda berisiko.

2. Obat-obatan

Haus berlebihan dapat menjadi efek samping dari beberapa obat seperti Antikolinergik atau kelas obat yang digunakan untuk berbagai macam penyakit termasuk diare, asma, dan penyakit Parkinson.

Ada juga obat Demekosiklin yang merupakan antibiotik yang digunakan untuk infeksi bakteri. Diuretik kelas obat yang diberikan untuk mengurangi pembengkakan tubuh dan hipertensi), Fenotiazin (kelas obat yang diberikan untuk kejang) dan juga Antidepresan.

Saat Anda mengonsumsi obat-obatan ini dan mulai merasa lebih haus meskipun sudah minum banyak cairan, jangan menghentikan obat-obatan ini tanpa berkonsultasi dengan dokter. Dokter Anda mungkin akan meresepkan obat lain.

3. Diabetes Insipidus

Polidipsia dapat menjadi gejala diabetes insipidus. Berbeda dengan diabetes mellitus, diabetes insipidus adalah kondisi langka yang mempengaruhi 1 dari 25.000 orang dan disebabkan oleh masalah dengan produksi hormon vasopressin.

Saat Anda memiliki diabetes insipidus, Anda mungkin mengeluarkan volume urine yang besar, jernih, dan tidak berbau.

Penelitian dari Institut Nasional Penyakit Diabetes dan Penyakit Ginjal, produksi urine Anda dapat berada di kisaran 3,4-22,7 liter sehari. Secara normal, seseorang yang sehat menghasilkan 800-2.000 ml urine sehari dengan asupan cairan sekitar 2 liter per hari.

4. Polidipsia Psikogenik

Polidipsia psikogenik atau dikenal sebagai polidipsia primer merupakan bentuk gangguan psikologis yang seseorang cenderung selalu ingin minum air.

Polidipsia yang ditandai oleh asupan cairan yang berlebihan tanpa ada stimulus fisiologis untuk minum. Ini disebabkan oleh gangguan psikiatri, seringkali skizofrenia, yang sering disertai dengan perasaan mulut kering.

5. Dehidrasi

Kondisi dehidrasi bisa terjadi ketika Anda berkeringat terlalu banyak, baik melalui olahraga yang intensif atau terlalu lama terpapar sinar matahari. Ini juga dapat disebabkan oleh diare dan muntah, menyebabkan kehilangan air dan elektrolit dari tubuh.

Tanda-tanda dehidrasi meliputi rasa haus berlebihan seperti Kulit kering di area mata serta mulut, kelelahan, rasa pusing hebat, dan mual,

6. Diabetes

Diabetes dapat menyebabkan polidipsia (haus berlebih) dan poliuria (frekuensi buang air kecil yang meningkat). Ketika kadar gula sangat tinggi, tubuh mencoba untuk mengeluarkannya melalui urine.

Urine yang kaya glukosa ini membawa air bersamanya, yang membuat penderita diabetes buang air kecil dengan frekuensi tinggi. Hal ini dapat membuat Anda merasa haus sepanjang waktu.

7. Ketoasidosis Diabetik

Ketika seseorang memiliki diabetes dan glukosa tidak dapat masuk ke sel untuk memberikan energi, lemak dipecah menjadi keton untuk energi. Hal ini karena lemak berlebih digunakan untuk tujuan ini, terjadi penumpukan keton berlebih dalam darah.

Ketoasidosis diabetik juga menjadi komplikasi penyakit diabetes melitus karena tubuh mengalami resistensi insulin atau tidak mampu memproduksi hormon insulin yang cukup. Sehingga, proses pengolahan glukosa menjadi energi terganggu.

Hal ini bisa ditandai dengan seseorang memiliki nafas dangan aroma buah hingga keinginan untuk minus terus menerus.

Selanjutnya: Pertumbuhan Perbankan dan Properti Akan Terakselerasi Tahun 2024, Ini Pendorongnya

Menarik Dibaca: Ini Alasan Mendengarkan Lagu Natal Baik untuk Kesehatan, Moms

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×