kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
AKTUAL /

Apa Itu Anak Berkebutuhan Khusus atau ABK? Ini Jenis dan Ciri-cirinya


Senin, 20 November 2023 / 12:56 WIB
Apa Itu Anak Berkebutuhan Khusus atau ABK? Ini Jenis dan Ciri-cirinya
ILUSTRASI. ABK atau anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik, mental intelektual, sosial, maupun emosional. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Penulis: Virdita Ratriani

Anak Berkebutuhan Khusus - Anak Berkebutuhan Khusus disebut ABK. ABK atau anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik, mental intelektual, sosial, maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia dengannya. 

Hal tersebut mencakup anak-anak yang mengalami permasalahan maupun yang memiliki kelebihan terkait tumbuh kembang yang kaitannya dengan intelegensi, inderawi, dan anggota gerak.

ABK atau anak berkebutuhan khusus juga tidak selalu merujuk pada kecacatan yang dialami, namun merujuk pada layanan khusu yang dibutuhkan karena mengalami suatu hambatan atau kemampuan di atas rata-rata. 

Ada beberapa kategori anak berkebutuhan khusus di Indonesia. Apa saja itu?

Baca Juga: Ini Alasan Serial Twinkling Watermelon Bukan Sekedar Drama Remaja Biasa  

Karakteristik dan jenis anak berkebutuhan khusus atau ABK 

Dirangkum dari laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa), berikut adalah beberapa karakteristik anak berkebutuhan khusus:

1. Anak disabilitas penglihatan atau tuna netra

Anak disabilitas penglihatan atau tuna netra adalah anak yang mengalami gangguandaya penglihatan berupa kebutaan menyeluruh (total) atau sebagian (low vision).

Ciri-ciri atau tanda-tanda anak low vision:

  • Mata tampak merah.
  • Bola mata tampak keruh (putih-putih ditengah), dan kadang-kadang seperti mata kucing (bersinar).
  • Bola mata bergerak sangat cepat.
  • Penglihatan hanya mampu merespon terhadap cahaya, benda ukuran besar dengan warna mencolok.
  • Memicingkan mata pada saat terkena sinar matahari.
  • Melihat obyek, menonton televisi, membaca buku atau melihat gambar di buku sangat dekat.
  • Menonton televisi sangat dekat.
  • Bila berjalan ditempat yang belum dikenal sering tersandung dan menabrak.
  • Pada saat matahari tenggelam tidak bisa melihat jelas (rabun senja).
  • Sering membentur-benturkan kepala ke tembok.

Baca Juga: Perawatan Gigi Gratis di Indonesia Kembali Hadir di Bulan Kesehatan Gigi Nasional2023

Ciri-ciri atau tanda-tanda anak buta total:

  • Tidak mampu melihat cahaya.
  • Kerusakan nyata pada kedua bola mata.
  • Sering meraba-raba bila mencari sesuatu benda dan jika berjalan sering menabrak dan tersandung.
  • Bagian bola mata tampak jernih tetapi tidak bisa melihat cahaya maupun benda.
  • Sering menekan bola mata dengan jari.

2. Anak disabilitas pendengaran atau tuna rungu

Anak disabilitas pendengaran atau tuna rungu adalah anak yang mengalami gangguan pendengaran, baik sebagian ataupun menyeluruh, dan biasanya memiliki hambatan dalam berbahasa dan berbicara.

Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan disabilitas pendengaran:

  • Tidak menunjukkan reaksi terkejut terhadap bunyi-bunyian atau tepukan tangan yang keras pada jarak satu meter.
  • Tidak bisa dibuat tenang dengan suara ibunya atau pengasuh.
  • Tidak bereaksi bila dipanggil namanya atau acuh tak acuh terhadap suara sekitarnya.
  • Tidak mampu menangkap maksud orang saat berbicara bila tidak bertatap muka.
  • Tidak mampu mengetahui arah bunyi.
  • Kemampuan bicara tidak berkembang.
  • Perbendaharaan kata tidak berkembang.
  • Sering mengalami infeksi di telinga.
  • Kalau bicara sukar dimengerti.
  • Tidak bisa memperhatikan sesuatu untuk jangka waktu tertentu
  • Kelihatan seperti anak yang kurang menurut atau pembangkang
  • Kelihatan seperti lamban atau sukar mengerti.

Baca Juga: ​Apa Itu Celebral Palsy Pada Anak? Ini Gejala dan Faktor Risiko Kehamilan Penyebab CP

3. Anak disabilitas intelektual atau tuna grahita 

Anak disabilitas intelektual atau tuna grahita adalah anak yang memiliki inteligensia yang signifikan berada dibawah rata-rata anak seusianya dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku, yang muncul dalam masa perkembangan.

Ada tiga jenis anak dengan disabilitas intelektual yaitu ringan (mampu didik), sedang (mampu latih), dan berat (mampu rawat).

Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan disabilitas intelektual :

  • Wajah ceper, jarak kedua mata jauh, hidung pesek, mulut terbuka, lidah besar.
  • Kepala kecil/besar/datar.
  • Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usianya atau semua harus dibantu orang lain.
  • Perkembangan bicara/bahasa terlambat atau tidak dapat bicara.
  • Kurang atau tidak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
  • Sering keluar ludah (cairan) dari mulut.

4. Anak disabilitas fisik atau tuna daksa 

Anak disabilitas fisik atau tuna daksa adalah anak yang mengalami gangguan gerak atau motorik akibat kelumpuhan, tidak lengkap anggota badan, kelainan bentuk dan fungsi tubuh atau anggota gerak.

Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan disabilitas fisik :

  • Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh.
  • Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali).
  • Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa.
  • Terdapat cacat pada alat gerak.
  • Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam.
  • Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal.

Baca Juga: Didiet Maulana: Shopee Buktikan Batik Lokal Layak Ekspor

5. Anak disabilitas sosial 

Anak disabilitas sosial atau tunalaras adalah anak yang memiliki masalah atau hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial, serta berperilaku menyimpang.

Ciri-ciri atau tanda anak tunalaras antara lain:

  • Bersikap membangkang dan suka berbohong.
  • Mudah terangsang emosinya/emosional/mudah marah.
  • Sering melakukan tindakan agresif, merusak, dan mengganggu.
  • Sering bertindak melanggar norma sosial/norma susila/norma hukum.
  • Kurang/tidak mampu menjalin hubungan dengan orang lain.
  • Mempunyai perasaan yang tertekan dan selalu merasa tidak bahagia.

6. Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD) 

ADHD adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan, yang ditandai dengan sekumpulan masalah berupa ganggguan pengendalian diri, masalah rentang atensi atau perhatian, hiperaktivitas dan impulsivitas, yang menyebabkan kesulitan berperilaku, berfikir, dan mengendalikan emosi.

Ciri-ciri anak GPPH dan ADHD antara lain: 

  • Inatensi atau kesulitan memusatkan perhatian, seperti tidak mau mendengar, gagal menuntaskan tugas-tugas, sering menghilangkan benda-benda, tidak dapat berkonsentrasi, perhatiannya mudah terganggu, suka melamun, pendiam, harus diingatkan dan diarahkan terus-menerus.
  • Impulsif atau kesulitan menahan keinginan, seperti terburu-buru saat mendekati sesuatu, tidak teliti, berani mengambil risiko, mengambil kesempatan tanpa pikir panjang, sering mengalami celaka atau luka, tidak sabar, dan suka interupsi.
  • Hiperaktif atau kesulitan mengendalikan gerakan, seperti sangat sulit istirahat, tidak dapat duduk lama, bicara berlebihan, menggerakkan jari-jari tak bertujuan (usil), selalu bergerak ingin pergi atau meninggalkan tempat, mudah terpancing, dan banyak berganti-ganti posisi/gerakan.

Baca Juga: RupiahCepat & Pita Kuning Berikan Bantuan Kebutuhan Pokok untuk Anak Penderita Kanker

7. Anak dengan gangguan spektrum autisma atau autism spectrum disorders (ASD) 

Anak dengan spektrum autisme adalah anak yang mengalami gangguan dalam tiga area dengan tingkatan berbeda beda, yaitu kemampuan komunikasi dan interaksi sosial, serta pola-pola perilaku yang repetitif dan stereotipe. 

Ciri atau tanda anak spektrum autis bervariasi yang meliputi 3 bidang yaitu gangguan komunikasi/wicara, interaksi sosial, dan gerakan berulang-ulang (stereotipi) dengan derajat ringan sampai berat.

Ciri-ciri atau tanda-tanda anak dengan gangguan spektrum autisme:

  • Usia 0 – 2 tahun: anak jarang menangis atau sering menangis tanpa sebab (iritable), sulit bila digendong karena gerakan tangan dan kaki berlebihan, tidak ada kontak mata, tidak ditemukan senyum sosial (merespon/membalas senyum orang lain disekitarnya), terkadang ada fase perkembangan motorik yang terlewati seperti anak tidak melewati fase merangkak tapi langsung berdiri/lari, menggigit tangan dan anggota badan orang lain secara berlebihan.
  • Usia 2 – 3 tahun: anak tidak tertarik bersosialisasi dengan anak lain, melihat orang sebagai benda, kontak mata terbatas, tertarik pada benda tertentu, tidak menyukai sentuhan/dipeluk, marah bila rutinitas yang biasa dikerjakan diubah, menyakiti diri sendiri, dan agresif.
  • Anak sangat lambat bicara atau tidak bisa sama sekali, mengeluarkan suara yang aneh tanpa makna, mengulang-ulang ucapan lawan bicara, berbicara tapi tidak untuk berkomunikasi.
  • Ditanya tidak bisa menjawab, bahkan mengulang pertanyaannya.
  • Tidak bisa berkomunikasi dua arah dan tidak menatap mata lawan bicaranya.
  • Kalau dipanggil tidak mau menengok.
  • Merasa tidak nyaman dalam keramaian, misalnya pesta ulang tahun, perkawinan, dan lain sebagainya.
  • Merasa lebih nyaman bila main sendiri
  • Berperilaku aneh seperti jalan berjinjit-jinjit, berputar-putar, lompatlompat, mondar-mandir tak bertujuan.
  • Sering melihat dengan mata yang miring.
  • Kelekatan dengan benda tertentu, sehingga kemana-mana harus membawa benda tersebut.
  • Mengamuk hebat kalau tidak mendapatkan keinginannya
  • Tertawa/menangis/marah tanpa sebab yang jelas.
  • Tidak ada rasa empati.
  • Ada kebutuhan untuk mencium-cium sesuatu dan memasukan segala benda yang dipegangnya ke dalam mulut atau digigit-gigit.

Baca Juga: Apa yang Perlu Dilakukan Ibu Hamil Saat Mengetahui Ada Kelainan Genetik pada Janin?

8. Anak dengan gangguan ganda adalah anak yang memiliki dua atau lebih gangguan sehingga diperlukan pendampingan, layanan, pendidikan khusus, dan alat bantu belajar yang khusus.

9. Anak lamban belajar atau slow learner adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit dibawah rata-rata tetapi belum termasuk gangguan mental. Mereka butuh waktu lama dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik.

10. Anak dengan kesulitan belajar khusus atau specific learning disabilities adalah anak yang mengalami hambatan atau penyimpangan pada satu atau lebih proses psikologis dasar berupa ketidakmampuan mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja dan berhitung.

Baca Juga: Apa Saja Pemicu ADHD dan Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua dengan Anak ADHD?

11. Anak dengan gangguan kemampuan komunikasi adalah anak yang mengalami penyimpangan dalam bidang perkembangan bahasa wicara, suara, irama, dan kelancaran dari usia rata-rata yang disebabkan oleh faktor fisik, psikologis dan lingkungan, baik reseptif maupun ekspresif.

12. Anak dengan potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa adalah anak yang memiliki skor inteligensi yang tinggi (gifted), atau mereka yang unggul dalam bidang-bidang khusus (talented) seperti musik, seni, olah raga, dan kepemimpinan.

Demikian penjelasan mengenai anak berkebutuhan khusus atau ABK, jenis ABK, dan karakteristik ABK. 

Selanjutnya: Mudah,Cepat & Aman,Naik Bluebird dari 500 Lebih Pangkalan&Bayar Cashless dengan EZPay

Menarik Dibaca: Promo Alfamidi Health & Beauty, Skincare dan Hair Care Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×