kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
AKTUAL /

Apa Itu Food Estate dan Seperti Apa Food Estate di Gunung Mas?


Senin, 22 Januari 2024 / 13:01 WIB
Apa Itu Food Estate dan Seperti Apa Food Estate di Gunung Mas?
ILUSTRASI. Food Estate Gunung Mas.

Penulis: Virdita Ratriani

Food Estate - Food estate adalah salah satu program kerja di pemerintahan Presiden Joko Widodo yang disoroti oleh kedua cawapres yakni Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD. Keduanya menyebutkan bahwa program food estate gagal. 

Mahfud menyebutkan bahwa program food estate gagal dan merusak lingkungan sehingga menyebabkan Indonesia merugi. 

Hal tersebut Mahfud sampaikan dalam debat cawapres kedua di JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024) malam. "Jangan misalnya seperti Food Estate yang gagal dan merusak lingkungan. Yang benar saja? Rugi dong kita," ujar Mahfud. 

Lalu, apa itu program food estate? Benarkah gagal dan berapa anggaran food estate

Baca Juga: Isu Food Estate dan Reformasi Agraria Mencuat di Debat Cawapres

Apa itu food estate? 

Food estate

Food estate bisa juga disebut sebagai lumbung pangan nasional. 

Food estate adalah konsep pengembangan produksi pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan yang berada di suatu kawasan lahan yang sangat luas. 

Hasil dari food estate bisa menjadi pasokan ketahanan pangan nasional dan jika berlebih bisa dilakukan ekspor. Namun, karena skala pertanian ini sangat besar dan luas, maka pengelolaannya juga dilakukan oleh perusahaan industri.

Food estate adalah sebagai upaya untuk menjawab tantangan ketahanan pangan nasional, terutama dalam menghadapi perubahan iklim, ketergantungan terhadap impor pangan, serta pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.

Pemerintah melalui program food estate berusaha untuk mengoptimalkan pengembangan lahan pertanian yang ada, melakukan pengembangan lahan pertanian baru, serta memperbaiki produktivitas lahan pertanian yang sudah ada. 

Baca Juga: Gibran Dorong Hilirisasi Tak Hanya Sektor Energi Tapi Juga Sektor Digital

Tujuan food estate

Tujuan utama food estate adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional Indonesia dengan menghasilkan bahan pangan dalam jumlah yang cukup dan stabil serta menjaga ketersediaan pangan yang berkualitas baik sepanjang tahun.

Adapun tujuan lain dari penerapan food estate antara lain:

1. Meningkatkan produktivitas pertanian: 

Dengan mengoptimalkan penggunaan lahan dan menerapkan teknologi pertanian yang tepat, diharapkan produktivitas pertanian dapat ditingkatkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Baca Juga: Mahfud MD Heran Petani Semakin Sedikit Tapi Anggaran Pupuk Subsidi Kian Meningkat

2. Mengurangi ketergantungan pada impor pangan

Dengan meningkatkan produksi pangan dalam negeri, diharapkan ketergantungan Indonesia pada impor pangan dapat dikurangi sehingga dapat menekan defisit neraca perdagangan dan meningkatkan nilai tukar rupiah.

3. Meningkatkan efisiensi produksi

Dengan mengembangkan food estate yang terintegrasi, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya produksi sehingga dapat meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar internasional.

4. Mengembangkan kawasan strategis nasional

Food estate diharapkan dapat menjadi salah satu kawasan strategis nasional yang dapat menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

Baca Juga: Gibran Janjikan 5 Juta Green Jobs untuk Anak Muda, Berikut Peluang Kerjanya

Contoh food estate

Salah satu contoh food estate adalah di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah tengah dibangun di lahan seluas 165.000 hektare. 

Dikutip dari laman Indonesia Baik, adapun 85.500 hektare di antaranya lahan fungsional yang sudah berproduksi tiap tahunnya. Sementara 30.000 hektar diperkirakan akan segera rampung.

Tak hanya itu, food estate juga tengah dilakukan pada lahan seluas 1000 hektare di Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara.

Beberapa lokasi food estate di Indonesia antara lain:

  • Kalimantan Tengah: 180 ribu hektare
  • Kalimantan Timur: 10 ribu hektare
  • Kalimantan Barat: 120 ribu ha
  • Maluku (Kepulauan Aru): 190 ribu ha
  • Papua: 1,2 juta ha

Baca Juga: Debat Cawapres, Mahfud MD Singgung Kegagalan Food Estate: Rugi Dong Kita!

Food estate Gunung Mas 

Food estate Gunung Mas di Kalimantan Tengah adalah salah satu contoh food estate yang dinilai berhasil. Dikutip dari laman Multimedia Center Kalimantan Tengah sebenarnya food estate Gunung Mas akan ditanami singkong yang tidak hanya dimakan tetapi untuk bioetanol dan mocaf. 

Pada 2021 silam, target pengembangan tanaman singkong di food estate Gunung Mas kurang lebih 30 ribu ha. Pada waktu itu, Menhan Prabowo Subianto mengatakan, komoditi singkong dipilih untuk mendukung program cadangan pangan strategis nasional. 

Pasalnya, singkong bisa menghasilkan sekian banyak turunan salah satunya mie, tapioka, dan mocaf. 

Namun, sayangnya, program food estate Gunung Mas melenceng. Food estate Gunung Mas pada akhirnya menghasilkan komoditi jagung yang ditanam di polybag. 

Baca Juga: Soroti Ketimpangan Penguasaan Tanah Sawit, Mahfud MD: Hanya Dikuasi Segelintir Orang!

Dikutip dari Kompas.com (21/4/2024), aktivis lingkungan menyebut komoditas jagung yang ditanam di lahan food estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, dipaksakan demi menutupi kegagalan proyek perkebunan singkong yang mangkrak di tangan Kementerian Pertahanan.

Sebaliknya, Kementerian Pertanian mengeklaim, dari hasil percobaan yang sudah dan tengah dilakukan di Kabupaten Gunung Emas, Kalteng dapat berjalan baik. Anggaran food estate di Gunung Mas sendiri menelan dana Rp 54 miliar.

Seorang pejabat di Balai Penerapan Standar Instrumen (BPSI) Pertanian Kalimantan Tengah kepada BBC News Indonesia mengakui lahan di Gunung Mas, Kalteng "tidak bisa" dan "berat" untuk ditanami singkong, karena lahan yang mayoritas pasir kuarsa yang nyaris nol unsur hara. 

Namun, BPSI Pertanian Kalteng meyakini jagung dipilih karena "lebih cepat dan lebih mudah mendapatkan hasil" dan "bisa beradaptasi dengan baik."

Baca Juga: Dicecar Soal Food Estate, Gibran: Memang Ada yang Gagal Tapi Ada yang Berhasil

Anggaran food estate

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBN) 2024 mengalokasikan sebesar Rp 108,8 triliun untuk ketahanan pangan. Dimana salah satu prioritas anggaran ialah pengembangan kawasan food estate. 

Demikian penjelasan mengenai apa itu food estate, food estate Gunung Mas, dan anggaran food estate.

Selanjutnya: Jokowi Resmikan Jalan Daerah Ruas Muntilan – Keningar Magelang

Menarik Dibaca: Kulit Ternutrisi dari Dalam, 6 Makanan Sehat Ini Wajib Dikonsumsi Setiap Hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×