kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.918   12,00   0,08%
  • IDX 7.194   53,44   0,75%
  • KOMPAS100 1.105   10,45   0,95%
  • LQ45 877   11,00   1,27%
  • ISSI 221   0,83   0,38%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 540   5,09   0,95%
  • IDX80 127   1,35   1,07%
  • IDXV30 134   0,22   0,17%
  • IDXQ30 149   1,57   1,07%
AKTUAL /

Apa Itu Skizofrenia dan Apakah Skizofrenia Bisa Sembuh?


Senin, 11 Maret 2024 / 04:03 WIB
Apa Itu Skizofrenia dan Apakah Skizofrenia Bisa Sembuh?
ILUSTRASI. Apa Itu Skizofrenia dan Apakah Skizofrenia Bisa Sembuh?

Penulis: Virdita Ratriani

KONTAN.CO.ID - Skizofrenia adalah gangguan psikotik atau kejiwaan yang menyebabkan penderitanya kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Gejala skizofrenia pada umumnya kesulitan dalam membedakan kenyataan dengan khayalan. 

Skizofrenia dapat mempengaruhi fungsi otak, emosi, motorik, dan perilaku. Individu dengan skizofrenia juga menunjukkan adanya ketidaksesuaian dalam hal afeksi, misalnya tertawa pada stimulus yang tidak tepat dan lain sebagainya. 

Dikutip dari laman Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Tengah, hal inilah yang menyebabkan skizofrenia termasuk dalam gangguan mental berat. Apakah skizofrenia bisa sembuh? 

Baca Juga: Penyebab Skizofrenia, Ciri-Ciri, dan Cara Mencegah Skizofrenia

Penyebab skizofrenia 

Penyebab Skizofrenia

Belum diketahui secara pasti apa penyebab skizofrenia. Namun, beberapa faktor yang diketahui dapat memicu terjadinya skizofrenia adalah sebagai berikut:

1. Faktor genetik dan lingkungan

Gangguan skizofrenia dapat dipicu oleh faktor genetik atau keturunan. Apabila terdapat salah satu keluarga inti yang terkena gangguan ini, maka orang tersebut berisiko tinggi mengalami hal serupa.

Selain itu, faktor lingkungan seperti infeksi virus atau kekurangan nutrisi saat di kandungan, juga hidup di lingkungan yang penuh tekanan sehingga mengalami stres berat dapat memicu seseorang mengidap skizofrenia.

Baca Juga: Kehilangan Minat dan Sulit Merasa Bahagia? Yuk, Ketahui Apa Itu Anhedonia

2. Perbedaan struktur otak

Meski tidak diketahui secara pasti apa penyebab skizofrenia, namun terdapat dugaan bahwa gangguan kejiwaan ini berkaitan dengan perbedaan struktur otak.

3. Masalah keseimbangan kimia di otak

Kemudian juga diyakini bahwa ketidakseimbangan kadar zat kimia dalam otak yang bernama dopamin dan glutamat dapat memicu skizofrenia.

4. Penggunaan obat-obatan tertentu

Skizofrenia juga bisa disebabkan oleh penyalahgunaan obat-obatan terlarang seperti narkotika.

Baca Juga: 10 Daftar Penyakit Gangguan Jiwa di Drakor Daily Dose of Sunshine

Gejala skizofrenia

Gejala awal skizofrenia pada umumnya muncul di masa remaja. Untuk pria, gejala awal skizofrenia ini biasanya muncul di usia 15–30 tahun. Sementara itu, pada wanita bisa muncul pada usia 25–30 tahun. Dikutip dari laman Puskesmas Kraton Kota Yogyakarta, adapun gejala awal skizofrenia yang perlu diwaspadai yaitu :

  • Mudah menjadi marah dan depresi
  • Cenderung mengasingkan diri dari lingkungan sekitar orang lain
  • Terjadinya perubahan pola tidur
  • Kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah
  • Kurang konsentrasi dan motivasi
  • Selain itu, para ahli membagi gejala skizofrenia menjadi dua kategori, yaitu positif dan negatif. 

Baca Juga: Ini 9 Makanan untuk Meningkatkan Dopamin beserta Manfaatnya

Gejala skizofrenia positif 

Gejala skizofrenia positif mengacu pada perilaku yang tidak tampak pada individu yang sehat, meliputi :

  • Halusinasi: perasaan mengalami sesuatu yang terasa nyata, namun sebenarnya perasaan itu hanya ada di pikiran penderitanya
  • Delusi atau waham: meyakini sesuatu yang bertolak belakang dengan kenyataan. Gejalanya beragam, seperti merasa diawasi, diikuti. Sebagian besar penderita skizofrenia mengalami gejala ini dan penderita cenderung memiliki pikiran paranoid
  • Kacau dalam berpikir dan berbicara: gejala skizofrenia ini dapat diketahui dari kesulitan penderita dalam berbicara. Penderita skizofrenia sulit berkonsentrasi serta berkomunikasi juga membingungkan, sehingga sulit dimengerti oleh lawan bicaranya
  • Perilaku kacau: perilaku penderita skizofrenia sulit diprediksi. Secara tidak terduga, penderita dapat tiba-tiba berteriak dan marah tanpa alasan.

Baca Juga: Daily Dose of Sunshine dan 4 Drakor Bertema Kesehatan Mental, Wajib Tonton Semua

Gejala skizofrenia negatif

Gejala skizofrenia negatif mengacu pada hilangnya minat yang sebelumnya dimiliki oleh penderita. Gejala negatif dapat berlangsung beberapa tahun sebelum penderita mengalami gejala awal. Gejala skizofrenia negatif umumnya muncul bertahap dan memburuk seiring waktu, di antaranya adalah:

  • Respons emosional yang ganjil, seperti ekspresi wajah dan nada bicara yang tidak berubah (monoton)
  • Sulit untuk merasa senang atau puas
  • Enggan bersosialisasi dan lebih memilih berdiam di rumah
  • Kehilangan minat dan motivasi pada berbagai aktivitas, seperti menjalin hubungan atau berhubungan seks
  • Pola tidur yang berubah
  • Tidak nyaman berada dekat orang lain, dan tidak mau memulai percakapan
  • Tidak peduli pada penampilan dan kebersihan diri.

Baca Juga: Cari Tahu Yuk! Ini 5 Fakta Penyakit Skizofrenia yang Masih Jarang Diketahui

Apakah skizofrenia bisa sembuh?  


Apakah Skizofrenia Bisa Sembuh?

Skizofrenia bisa sembuh dengan rajin minum obat, terapi, rutin kontrol ke dokter, serta mendapatkan dukungan dari keluarga terdekat. 

Namun, tingkat kesembuhannya rendah dan memiliki tingkat kerentanan untuk mengalami kekambuhan yang tinggi. 

Prognosis pada gangguan skizofrenia adalah sekitar 25% yang mampu pulih dari episode awal, 25% lainnya tidak pernah membaik dan cenderung memburuk dan 50% lainnya berada diantara pulih dan memburuk, dimana kekambuhan masih muncul beberapa kali serta kemampuan fungsinya tidak efektif.

Hal ini disebabkan karena orang dengan skizofrenia memiliki tantangan atau hambatan-hambatan yang cukup berat untuk dihadapi agar individu dapat kembali pulih dan berfungsi di lingkungan sosialnya.

Demikian penjelasan mengenai apa itu skizofrenia dan apakah skizofrenia bisa sembuh. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×