kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.341.000   -7.000   -0,30%
  • USD/IDR 16.725   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.414   -5,56   -0,07%
  • KOMPAS100 1.163   -1,38   -0,12%
  • LQ45 846   -2,34   -0,28%
  • ISSI 294   -0,29   -0,10%
  • IDX30 440   -1,80   -0,41%
  • IDXHIDIV20 510   -4,13   -0,80%
  • IDX80 131   -0,28   -0,21%
  • IDXV30 135   -0,09   -0,06%
  • IDXQ30 141   -1,39   -0,98%
AKTUAL /

B50 Segera Diuji, Industri Tambang Nilai Risiko Biaya dan Dampak Mesin


Senin, 24 November 2025 / 03:50 WIB
B50 Segera Diuji, Industri Tambang Nilai Risiko Biaya dan Dampak Mesin
ILUSTRASI. Jelang pelaksanaan uji jalan biodiesel B50, sejumlah pihak dari sektor pertambangan hingga ahli mesin mulai menyampaikan peringatannya.. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Jelang pelaksanaan uji jalan (road test) biodiesel B50, sejumlah pihak dari sektor pertambangan hingga ahli mesin mulai menyampaikan peringatan dan catatan teknis terkait implementasinya.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, sebelumnya menyampaikan bahwa uji jalan B50 akan dimulai awal Desember dan dilakukan serentak di enam sektor: otomotif, alat pertanian, pertambangan, perkeretaapian, perkapalan, serta pembangkit listrik (genset).

"Semua kendaraan sudah disiapkan. Ada truk, alat berat, traktor, kapal, hingga kendaraan pertanian. Uji jalan ini bukan seremoni, tapi benar-benar dilakukan dengan target teknis yang jelas,” ujar Eniya dalam acara 21st Indonesian Palm Oil Conference and 2026 Price Outlook (IPOC) di Nusa Dua, Bali, Kamis (13/11/2025).

Namun, sejumlah pelaku industri dan asosiasi memberi catatan. Perkumpulan Tenaga Ahli Alat Berat Indonesia (PERTAABI) menyoroti potensi dampak teknis penggunaan biofuel terhadap kinerja mesin.

Menurut Ketua Umum PERTAABI, Rochman Alamsjah, biofuel memiliki karakter higroskopis atau mudah menyerap kelembapan dari udara.

"Bahan yang memiliki sifat higroskopis tinggi akan mudah menarik air dari lingkungan. Sifat inilah yang membuat biofuel, salah satunya biodiesel, rentan terkena oksidasi yang memungkinkan tumbuhnya mikrobial dan biologikal di dalam bahan bakar," jelas Rochman.

Ia menambahkan bahwa kondisi ini dapat menurunkan kualitas bahan bakar dan menyebabkan penyumbatan filter. Selain itu, densitas biofuel yang lebih besar dibanding solar dinilai dapat memicu keausan komponen mesin lebih cepat.

"Ini membuat umur injektor menjadi lebih rendah. Pelumasan menjadi berkurang di dalam komponen-komponen permesinan. Ini semua yang memicu peningkatan biaya perawatan mesin," tambahnya.

Kritik juga datang dari sektor batubara. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menilai penerapan biodiesel B50 berpotensi meningkatkan biaya operasional karena penggunaan bahan bakar dalam volume besar.

"Karena memang bebannya itu ngambil itu per liter. Nah, ini bisa di angka seribu sampai dua ribu rupiah per liter. Kalau kita melihat keseluruhan total produksi, penambang akan butuh banyak bahan bakar," ungkap Pelaksana Tugas (Plt) APBI, Gita Mahyarani.

Selain biaya, sektor tambang juga mencatat risiko teknis seperti slump (pengentalan/gelling) serta pembentukan sludge atau endapan yang dapat memicu pergantian filter lebih sering.

"Jangan lupa, maintenance karena alat berat setelah dipakainya, mulai dari B40, yang sekarang saya tahu lagi uji jalan untuk B50, harus dilihat juga adanya slump. Otomatis itu harus ada pergantian filter mesin," jelas Gita.

Dalam catatan sebelumnya, Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Hendra Sinadia, bahkan menyebut sejumlah asosiasi sudah meminta pemerintah mempertimbangkan ulang jadwal penerapan B50.

"Kalau penggunaan B50 beberapa asosiasi, seperti IMA, APBI, APNI, Aspindo, PERHAPI, MGEI, PERTAABI, kami ini sudah memohon ke pemerintah melalui surat ke Kem-ESDM agar dipertimbangkan lagi (penerapan B50)," ungkap Hendra.

Pandangan kritis juga disampaikan praktisi otomotif Bebin Djuana. Ia menyebut standar B50 belum lazim digunakan secara global sehingga kesiapan mesin masih menjadi tantangan.

"Saya rasa, supaya tidak merugikan masyarakat, perlu diberikan waktu untuk mempersiapkan modifikasi yang diperlukan, sekaligus spare parts yang dibutuhkan bagi kendaraan yang sudah beredar," kata dia.

Tonton: DJP Ungkap Rencana Pajak Digital Besar!

Ia juga mengingatkan perlunya perhitungan manfaat ekonomi secara menyeluruh.

"Hitung-hitungan sederhana saja, kita perlu mengingat besarnya polusi yang bisa diturunkan dan harga yang akan dibayar publik untuk tetap beraktivitas sesuai dengan dihapusnya devisa," ujarnya.

Bebin menutup dengan catatan bahwa sebagai negara pertama yang akan menerapkan B50, risiko jangka menengah dan panjang terhadap mesin belum sepenuhnya diketahui.

"Karena Indonesia yang pertama kali akan menerapkan solar B50, tentu dampak jangka menengah dan jangka panjang pada mesin belum diketahui," jelasnya.

Selanjutnya: Update Cuaca Jatim: BMKG Prediksi Hujan Ringan di Beberapa Wilayah

Menarik Dibaca: Jadwal KRL Jogja-Solo pada 24-28 November 2025, ke Mana Minggu Ini?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×