kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
AKTUAL /

Ekonom Paling Akurat di Dunia Ini Meramal Soal Ekonomi AS di 2024, Apa Katanya?


Kamis, 25 Januari 2024 / 06:08 WIB
Ekonom Paling Akurat di Dunia Ini Meramal Soal Ekonomi AS di 2024, Apa Katanya?
ILUSTRASI. Christophe Barraud, Kepala ekonom dan ahli strategi di Market Securities, kembali mengeluarkan prediksi untuk ekonomi AS tahun 2024. KONTAN/Carolus Agus Waluyo

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Memprediksi bagaimana pergerakan ekonomi terbilang sulit akhir-akhir ini. Empat tahun terakhir saja banyak hal yang terjadi sehingga mempengaruhi ekonomi dunia. Sebut saja pandemi, kekacauan rantai pasokan, inflasi, kebijakan moneter yang longgar dan kemudian membatasi, dan masih banyak lagi lainnya.

Namun, di luar itu semua, Christophe Barraud berhasil tetap selangkah lebih maju. Bloomberg menempatkan Barraud sebagai peramal terbaik perekonomian AS pada tahun 2022 dan 2023 — dan setiap tahun dari tahun 2012 hingga 2020. 

Ia juga merupakan peramal terbaik perekonomian Zona Euro pada tahun 2022, dan perekonomian China dari tahun 2017 hingga 2020.

Jika prediksi ekonomi lebih merupakan seni daripada sains, Barraud adalah Picasso. Kepala ekonom dan ahli strategi di Market Securities ini kembali mengeluarkan prediksinya untuk tahun 2024. 

Dia baru-baru ini berdiskusi dengan Business Insider mengenai perkiraannya untuk perekonomian AS dan bagaimana langkah yang harus diambil investor di tahun yang baru.

Perekonomian AS akan bertahan lebih baik dari perkiraan

Optimisme muncul di akhir tahun 2023 ketika para pengamat pasar menyadari bahwa data perekonomian yang buruk di akhir tahun merupakan kabar baik bagi upaya Federal Reserve untuk mengalahkan inflasi. 

Namun optimisme mereda pada minggu-minggu pertama tahun baru, karena investor menyadari fakta bahwa The Fed mungkin tidak akan melonggarkan kebijakan moneternya dalam waktu dekat.

Barraud tidak pernah seoptimis beberapa orang, bahkan tahun lalu. 

Baca Juga: Dolar AS Diprediksi Bakal Mengungguli Sejumlah Mata Uang Utama pada Tahun Ini

“Saya terkejut dengan ketahanan perekonomian AS karena pada awal tahun 2023, saya memperkirakan akan terjadi semacam resesi,” ujarnya. 

Dia menambahkan, “Pada titik tertentu, tampaknya perekonomian AS lebih kuat dari perkiraan, terutama pada kuartal ketiga. Hal ini sebagian disebabkan oleh faktor-faktor sementara, namun secara keseluruhan, jika melihat apa yang terjadi pada kuartal keempat, tentu saja konsumsi melambat sedikit, namun harus tetap cukup kuat dan sejalan dengan standar sejarah."

Barraud yakin PDB AS pada akhir tahun akan naik 2,5%, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi konsensus sebesar 2,4%.

Bukan berarti ini akan menjadi jalan yang mudah. Seperti yang dikatakan Barraud, tabungan telah berkurang, pembayaran pinjaman mahasiswa telah dimulai kembali, upah menjadi normal, dan kredit masih ketat.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Selasa (23/1), Brent ke US$80,08 dan WTI ke US$74,79

Dia juga mewaspadai guncangan eksternal terhadap perekonomian AS. Barraud setuju dengan survei yang menunjukkan ketegangan geopolitik, khususnya di Timur Tengah, merupakan ancaman terbesar terhadap perekonomian global.

“Sejujurnya, saat ini adalah situasi politik dan situasi Timur Tengah karena hal ini berkembang cukup cepat dan kenyataannya adalah orang-orang tidak dapat memperkirakan hal seperti ini biasanya; semua orang terkejut dengan hal itu,” katanya tentang ancaman terbesar terhadap perekonomian.

Namun jika semuanya berjalan baik, Barraud mengantisipasi bahwa optimisme investor bahwa The Fed telah mengalahkan inflasi akan membuahkan hasil dengan perubahan kebijakan moneter pada tahun ini – namun tidak secepat yang diinginkan investor.

“Saya tidak akan mengatakan bahwa perjuangan melawan inflasi telah berakhir, tetapi jika tidak ada guncangan dari luar, skenario utamanya adalah melihat CPI antara 2% dan 2,5% pada kuartal ketiga,” kata Barraud.

Mengenai kapan The Fed akan menurunkan suku bunganya, Barraud menduga bank sentral AS itu kemungkinan besar akan melakukannya pada bulan Mei. 

"Saya pikir bulan Maret masih terlalu dini, terutama jika Anda melihat komentar-komentar baru-baru ini dari beberapa pengambil kebijakan. Bulan Maret tidak dikecualikan, namun hal ini akan menyiratkan kemunduran yang signifikan dalam pasar tenaga kerja, yang saya tidak perkirakan saat ini," paparnya.

Baca Juga: Kenaikan Harga Minyak Mentah Masih Tertahan, Bagaimana Proyeksinya ke Depan?

Mengutip Nasdaq.com, berbeda dengan AS, Barraud mengatakan ia melihat situasi ekonomi Zona Euro secara berbeda. 

Ia yakin Bank Sentral Eropa (ECB) akan terus memerangi inflasi dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan AS. 

Skenario ini, menurutnya, dapat menciptakan peluang arbitrase bagi investor, karena ECB kemungkinan akan menurunkan suku bunga setelah The Fed, sehingga berpotensi memperkuat posisi euro terhadap dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×