kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.161   -18,95   -0,26%
  • KOMPAS100 1.099   -4,14   -0,38%
  • LQ45 870   -5,26   -0,60%
  • ISSI 220   0,76   0,35%
  • IDX30 444   -3,06   -0,68%
  • IDXHIDIV20 537   -1,65   -0,31%
  • IDX80 126   -0,49   -0,39%
  • IDXV30 134   -0,51   -0,37%
  • IDXQ30 148   -0,38   -0,26%
AKTUAL /

Jangan Sering Cium Kucing, Ini Bahaya Penyakit yang Timbul Jika Mencium Kucing


Kamis, 07 Maret 2024 / 13:03 WIB
Jangan Sering Cium Kucing, Ini Bahaya Penyakit yang Timbul Jika Mencium Kucing
ILUSTRASI. Jangan Sering Cium Kucing, Ini Bahaya Penyakit yang Timbul Jika Mencium Kucing.

Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Bagi pecinta kucing, Anda mungkin sering gemas dengan wajah dan tingkah laku anak bulu (anabul). Hal tersebut sering kali membuat pemilik kucing mencium peliharaan mereka karena gemas.

Meskipun demikian, Anda perlu waspada dengan risiko yang timbul jika sering mencium kucing. 

Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Nur Hidayatullah Ramadhon, mengatakan bahwa mencium kucing memiliki berbagai risiko. 

Salah satu risiko yang timbul adalah penularan penyakit. Dayat menegaskan, kucing dapat membawa berbagai mikroorganisme yang dapat ditularkan ke manusia melalui air liur atau bulunya. 

Baca Juga: Tanda-Tanda Kucing Keracunan dan Cara Tepat Mengatasi Anabul yang Keracunan

Bahaya mencium kucing

Penyakit yang bisa ditularkan jika sering mencium kucing contohnya seperti toxoplasmosis. Penyakit ini adalah sebuah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, dapat ditularkan melalui kontak dengan kucing yang terinfeksi. 

Tidak hanya itu, penyakit kulit seperti ringworm juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan kucing atau lingkungan mereka.

Selain risiko penyakit, ciuman pada kucing juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang. 

“Bulu kucing atau protein dalam air liurnya dapat menyebabkan gejala seperti ruam kulit, gatal-gatal, atau bersin-bersin pada orang yang sensitif terhadap alergen tersebut,”ujar Dayat, dikutip dari situs UM Surabaya. 

Menurutnya, dalam menghadapi risiko ini, penting bagi pemilik kucing untuk memperhatikan kebersihan dan kesehatan kucing mereka. 

Pemeriksaan rutin ke dokter hewan, pembersihan lingkungan yang baik, dan memastikan kucing mendapatkan makanan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko penularan penyakit. 

Baca Juga: Ada Temulawak dan Seledri, Cek 11 Tanaman Herbal untuk Obati Darah Tinggi

Selain itu, mengurangi frekuensi berciuman pada kucing dan memperhatikan tanda-tanda ketidaknyamanan pada hewan peliharaan juga penting untuk mencegah terbentuknya kebiasaan buruk.

Meskipun memberikan kasih sayang pada kucing peliharaan melalui ciuman adalah tindakan yang penuh kebaikan, penting untuk tetap waspada terhadap risikonya. 

“Dengan memperhatikan kebersihan, kesehatan kucing, dan kesehatan diri sendiri, kita dapat menjaga hubungan yang harmonis dan sehat dengan hewan peliharaan kita tercinta,” jelas Dayat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×