Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Ajang pemilihan umum (pemilu) di Taiwan akan berlangsung dalam tiga minggu mendatang.
Menjelang pesta rakyat tersebut, pada Sabtu (23/12/2023), Taiwan melaporkan banyak pesawat tempur dan kapal perang China berada di sekitar pulau tersebut. Ini termasuk pesawat-pesawat yang melintasi garis median sensitif Selat Taiwan.
Tampaknya, Beijing terus melanjutkan aktivitas militernya.
Melansir Reuters, Taiwan yang diperintah secara demokratis, yang diklaim China sebagai wilayahnya, telah mengeluhkan patroli dan latihan militer rutin China di dekat pulau itu selama empat tahun.
Kampanye sedang berlangsung untuk pemilihan presiden dan parlemen Taiwan pada 13 Januari 2024. Hubungan dengan China adalah isu utama yang diperdebatkan.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa sejak pukul 13.30. (0530 GMT) pada hari Sabtu pihaknya telah mendeteksi pesawat tempur J-10, J-11 dan J-16 serta pesawat peringatan dini yang beroperasi di wilayah udara utara, tengah dan barat daya Taiwan.
Baca Juga: Taiwan Deteksi 8 Jet Tempur China Lintasi Garis Tengah Selat Taiwan
Sepuluh pesawat melintasi garis median Selat Taiwan, atau daerah di dekatnya, bekerja sama dengan kapal perang China untuk melakukan patroli kesiapan tempur bersama.
Garis median dulunya berfungsi sebagai pembatas tidak resmi antara kedua belah pihak, namun pesawat China kini sering terbang di atasnya.
"Taiwan mengirimkan pasukannya sendiri untuk memantau," kata Kementerian Pertahanan Taiwan.
China belum mengomentari serentetan aktivitas militernya baru-baru ini di dekat Taiwan. Sebelumnya mereka menggambarkan tindakan tersebut bertujuan untuk mencegah "kolusi" antara separatis Taiwan dan Amerika Serikat, dan melindungi integritas wilayah China.
Pemerintah Taiwan, yang telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan China, menolak klaim kedaulatan Beijing dan mengatakan hanya masyarakat pulau itu yang dapat menentukan masa depan mereka.
Berdasarkan jajak pendapat, Lai Ching-te dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa, yang dikecam Beijing sebagai separatis, adalah kandidat terdepan untuk menjadi presiden Taiwan berikutnya.
Baca Juga: Xi Blak-blakan ke Biden: Beijing akan Satukan Kembali Taiwan dengan China
Partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang, secara tradisional mendukung hubungan dekat dengan Beijing, dan berjanji untuk membuka kembali dialog dengan China jika mereka memenangkan pemilu.
Namun mereka juga mengatakan bahwa rakyat Taiwan adalah satu-satunya yang dapat menentukan masa depan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News