kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
AKTUAL /

Kerap Dianggap Berbahaya, Apa Itu Makanan Ultra Proses dan Efek Sampingnya


Kamis, 15 Februari 2024 / 15:15 WIB
Kerap Dianggap Berbahaya, Apa Itu Makanan Ultra Proses dan Efek Sampingnya
ILUSTRASI. Makanan ultra proses

Reporter: kompas.com | Editor: Tri Sulistiowati

MAKANAN ULTRA PROSES - Makanan ultra proses dianggap sebagai makanan yang tidak sehat. Apa sebenarnya yang dimaksud makanan ultra proses dan bahanya untuk kesehatan?  

Dua penelitian baru menemukan hubungan antara konsumsi Ultra Processed Food (UPF) atau makanan ultra proses dengan peningkatan risiko penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan stroke. 

Baca Juga: Jenis Kanker Paling Mematikan! Ini 7 Tanda Kanker Serviks yang Sering Muncul

Dikutip dari Clevelandclinic, Ultra Processed Food adalah makanan yang telah diubah dengan memasukkan lemak, pati, gula, garam, dan minyak terhidrogenasi yang diekstrak dari makanan lain. 

Bahan-bahan tersebut merupakan gabungan dari bahan-bahan, bahan tambahan, dan pengawet. 

Semua tambahan tersebut menambah cita rasa yang membuat seseorang ingin terus makan lebih banyak lagi. 

Kini penelitian yang dipresentasikan di pertemuan tahunan European Society of Cardiology di Amsterdam kembali mengungkapkan bahwa makanan yang telah modifikasi dan dijual di toko-toko di seluruh dunia tersebut dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. 

Beberapa contoh UPF yaitu minuman bersoda, sereal, dan makanan siap saji ini dapat membuat peningkatan risiko kardiovaskular dan hipertensi. 

Efek konsumsi makanan ultra proses 

Dilansir dari Independent, Rabu (30/8/2023), salah satu penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Fourth Military Medical University di China, melakukan review terhadap 10 penelitian yang melibatkan 325.403 partisipan dan 38.720 kasus kejadian penyakit kardiovaskular (CVD), termasuk serangan jantung dan stroke. 

Studi ini menemukan hubungan yang meyakinkan antara makanan ultra proses dan risiko penyakit jantung. 

Para ilmuwan menemukan bahwa peningkatan 10 persen konsumsi UPF dalam asupan kalori harian dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung sebesar 6 persen. 

Para peneliti juga mengamati bahwa risiko terendah terjadi pada konsumsi UPF kurang dari 15 persen per hari dari total asupan kalori. 

Namun, konsumsi UPF dalam jumlah besar secara signifikan dan positif dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular. 

Penelitian lainnya, yang juga dipresentasikan di even yang sama, menilai hubungan antara asupan makanan ultra proses dengan CVD dan hipertensi pada populasi wanita paruh baya di Australia. 

Para ilmuwan, termasuk dari University of Sydney, menilai data kesehatan sekitar 10.000 wanita berusia 46-55 tahun yang direkrut ke dalam Australian Longitudinal Study on Women’s Health dan dipantau selama 15 tahun. 

Peneliti kemudian menilai kontribusi UPF dalam asupan makanan sehari-hari para wanita tersebut serta penyakit jantung dan stroke yang mereka laporkan sendiri, dan atau kejadian hipertensi. 

Para wanita yang termasuk dalam penelitian ini memiliki rata-rata asupan makanan ultra proses sebesar 26,6 persen dari total asupan makanan. 

Selama 15 tahun masa tindak lanjut, para ilmuwan menemukan 1.038 kejadian CVD dan 4.204 kasus hipertensi. 

Di antara wanita paruh baya, para ilmuwan mengamati bahwa asupan makanan ultra proses yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular dan hipertensi yang lebih tinggi. 

"Temuan ini memberi dukungan atas pembatasan asupan UPF," tulis peneliti dalam studi mereka. 

Secara keseluruhan, temuan dari efek makanan ultra proses mengisyaratkan dampak buruk yang disebabkan oleh UPF terhadap kesehatan tubuh jauh lebih besar.

Baca Juga: Pisang Baik atau Buruk untuk Kesehatan Penderita Darah Tinggi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Efek Makan Makanan Ultra Proses bagi Kesehatan?", 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×