Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Militer Israel mulai bergerak ke bagian selatan Gaza, tepatnya ke arah kota Rafah yang berada di Mesir. Rafah merupakan satu-satunya pintu aman bagi bantuan kemanusiana untuk masuk ke Gaza.
Lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza berlindung di daerah perbatasan tersebut. Sebagian besar di antaranya kedinginan dan kelaparan.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, pada hari Kamis (1/2) mengatakan bahwa militernya telah berhasil melawan militan Hamas di kota Khan Younis, Gaza selatan.
Keberhasilan itu membuat militer Israel kini bisa lebih leluasa bergerak ke Rafah.
"Kami mencapai misi kami di Khan Younis, dan kami juga akan mencapai Rafah dan menghilangkan elemen teror yang mengancam kami," kata Gallant, dikutip Reuters.
Baca Juga: PM Israel, Benjamin Netanyahu, Minta UNRWA Angkat Kaki dari Gaza
Gencatan Senjata Sedang Diupayakan
Mendekatnya militer Israel ke Rafah berpotensi menghambat arus bantuan kemanusiaan ke Gaza. Di saat yang sama, upaya gencatan senjata masih belum disepakati.
Qatar dan Mesir sebagai mediator saat ini masih menunggu tanggapan positif dari Hamas terhadap proposal mengenai gencatan senjata. Israel dan AS telah menyepakatinya dalam pembicaraan di Paris pekan lalu.
Proposal tersebut pada dasarnya mengatur aturan pembebasan sandera yang membuat pertempuran berhenti selama 40 hari.
Hamas harus membebaskan warga sipil yang masih disandera. Setelahnya, Hamas harus membebaskan sandera dari kalangan militer dan menyerahkan jenazah sandera yang tewas selama pertempuran.
Baca Juga: Militer Israel Bongkar Pemakaman Hingga Masjid untuk Mencari Terowongan Hamas
Hamas Menuntut Perang Dihentikan
Seorang pejabat Palestina mengatakan, Hamas kemungkinan besar tidak akan langsung menolak proposal gencatan senjata, namun akan menuntut jaminan bahwa pertempuran tidak akan dilanjutkan.
Sayangnya, sampai saat ini Israel sama sekali belum memiliki niat untuk mengakhiri serangannya di Gaza. Israel bertujuan untuk memusnahkan Hamas sampai ke akarnya.
Hingga hari Kamis, otoritas kesehatan Gaza mengatakan bahwa jumlah penduduk Palestina yang tewas akibat serangan Israel telah meningkat di atas 27.000, dengan ribuan lainnya masih tertimbun di bawah reruntuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News