kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%
AKTUAL /

Militer Israel Bergerak ke Arah Rafah dari Gaza, Berbatasan dengan Mesir


Sabtu, 03 Februari 2024 / 13:15 WIB
Militer Israel Bergerak ke Arah Rafah dari Gaza, Berbatasan dengan Mesir
ILUSTRASI. Tentara Israel menembakkan mortir, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat perbatasan Israel dengan Gaza di Israel selatan, 3 Januari 2024. REUTERS/Violeta Santos Moura

Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Militer Israel mulai bergerak ke bagian selatan Gaza, tepatnya ke arah kota Rafah yang berada di Mesir. Rafah merupakan satu-satunya pintu aman bagi bantuan kemanusiana untuk masuk ke Gaza.

Lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza berlindung di daerah perbatasan tersebut. Sebagian besar di antaranya kedinginan dan kelaparan.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, pada hari Kamis (1/2) mengatakan bahwa militernya telah berhasil melawan militan Hamas di kota Khan Younis, Gaza selatan.

Keberhasilan itu membuat militer Israel kini bisa lebih leluasa bergerak ke Rafah.

"Kami mencapai misi kami di Khan Younis, dan kami juga akan mencapai Rafah dan menghilangkan elemen teror yang mengancam kami," kata Gallant, dikutip Reuters.

Baca Juga: PM Israel, Benjamin Netanyahu, Minta UNRWA Angkat Kaki dari Gaza

Gencatan Senjata Sedang Diupayakan

Mendekatnya militer Israel ke Rafah berpotensi menghambat arus bantuan kemanusiaan ke Gaza. Di saat yang sama, upaya gencatan senjata masih belum disepakati.

Qatar dan Mesir sebagai mediator saat ini masih menunggu tanggapan positif dari Hamas terhadap proposal mengenai gencatan senjata. Israel dan AS telah menyepakatinya dalam pembicaraan di Paris pekan lalu.

Proposal tersebut pada dasarnya mengatur aturan pembebasan sandera yang membuat pertempuran berhenti selama 40 hari.

Hamas harus membebaskan warga sipil yang masih disandera. Setelahnya, Hamas harus membebaskan sandera dari kalangan militer dan menyerahkan jenazah sandera yang tewas selama pertempuran.

Baca Juga: Militer Israel Bongkar Pemakaman Hingga Masjid untuk Mencari Terowongan Hamas

Hamas Menuntut Perang Dihentikan

Seorang pejabat Palestina mengatakan, Hamas kemungkinan besar tidak akan langsung menolak proposal gencatan senjata, namun akan menuntut jaminan bahwa pertempuran tidak akan dilanjutkan.

Sayangnya, sampai saat ini Israel sama sekali belum memiliki niat untuk mengakhiri serangannya di Gaza. Israel bertujuan untuk memusnahkan Hamas sampai ke akarnya.

Hingga hari Kamis, otoritas kesehatan Gaza mengatakan bahwa jumlah penduduk Palestina yang tewas akibat serangan Israel telah meningkat di atas 27.000, dengan ribuan lainnya masih tertimbun di bawah reruntuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×