kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%
AKTUAL /

Olahraga Bisa Bikin Serangan Jantung? Ini Penjelasannya & Cara Berolahraga yang Tepat


Selasa, 21 November 2023 / 15:31 WIB
Olahraga Bisa Bikin Serangan Jantung? Ini Penjelasannya & Cara Berolahraga yang Tepat
ILUSTRASI. Olahraga Bisa Bikin Serangan Jantung? Ini Penjelasannya & Cara Berolahraga yang Tepat

Penulis: Tiyas Septiana

Penyebab Jantungan Saat Olahraga -  Anda mungkin pernah membaca beberapa berita tentang orang yang meninggal saat olahraga akibat serangan jantung. 

Apakah hal tersebut membuat olahraga menjadi penyebab serangan jantung? 

Melansir dari situs Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian terbesar di dunia.

Dalam beberapa kasus, penyakit ini muncul setelah berolah raga. Olahraga, menurut Dosen Fakultas Kedokteran (FK) UMM, Dedy Irawan, memang menjadi salah satu faktor dari serangan jantung.

Hal ini disebabkan karena olahraga merupakan ktivitas fisik yang menyebabkan aktivitas jantung meningkat. 

Baca Juga: 5 Makanan Buat Penderita Penyakit Jantung Koroner yang Baik Dikonsumsi Setiap Hari

Mencegah serangan jantung saat olahraga

Meskipun dapat memicu serangan jantung, namun tidak dapat disimpulkan bahwa olahraga dapat menyebabkan kematian. 

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua olahraga yang dilakukan sudah benar. Sebab, Jenis olahraga orang yang sehat dengan dengan yang tidak sehat berbeda. 

“Maka dari itu ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat ingin berolahraga,” ucap Dedy, dikutip dari situs UMM.

Dedy membagikan beberapa tips tentang cara berolahraga yang tepat agar tidak memicu serangan jantung. 

1. Berolahraga sesuai dengan kemampuan

Bagi individu yang masih muda serta memiliki fisik yang kuat dan sehat bisa melakukan olahraga apapun. Berbeda dengan orang yang memiliki riwayat penyakit jantung. 

2. Olahraga rutin dan bertahap. 

Ketika pertama kali berolahraga, tidak boleh langsung melakukan olahraga yang berat.

“Jika kita memaksakan berolahraga di luar kemampuan, maka jantung tidak akan kuat dan hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya serangan jantung,” tambahnya.

3. Memenuhi cairan dan nutrisi. 

Ketika berolahraga, seseorang pasti akan kehilangan banyak cairan sehingga menyebabkan dehidrasi dan gangguan elektrolit. 

Jika terjadi gangguan elektrolit, maka akan terjadi gangguan irama jantung dan dapat menyebabkan serangan jantung. Gangguan irama jantung ialah kondisi dimana ritme jantung tidak teratur. 

“Terakhir yang mungkin terjadi adalah, memiliki faktor resiko lainnya sehingga menyebabkan orang tersebut meninggal saat berolahraga,” tambahnya. 

Baca Juga: 7 Cara Jitu Menurunkan Tensi Tinggi Penderita Hipertensi Tanpa Perlu Obat

Penyebab serangan jantung setelah olahraga

Dedy mengungkapkan bahwa belum dapat dipastikan dengan baik penyebab serangan jantung di Indonesia, dikarenakan kurangnya data. Tidak seperti di luar negeri yang memiliki data lengkap pasiennya, terutama data kematian pada atlet.

“Memang ada atlet yang meninggal dikarenakan serangan jantung, namun tidak banyak. Penyebabnya bisa karena gangguan irama jantung, gangguan di struktur jantung, serta kelainan lain seperti konsumsi obat-obatan secara berlebih,” jelas Dedy.

Gangguan struktur jantung ini dapat berupa jantung bocor, otot jantung menebal, atau pembengkakkan otot jantung. 

Kondisi ini dapat terjadi karena faktor bawaan dari lahir maupun karena faktor umur. Kelainan lain yang menyebabkan serangan jantung ialah mengonsumsi obat-obatan melebihi dosis  yang diresepkan, merokok, serta karena pola hidup tidak sehat.

Dedy menjelaskan, orang yang memiliki penyakit jantung dan ingin memilih olahraga, harus melakukan medical check up dan melakukan pemeriksaan yang dilakukan denga treadmill test sembari dipasangkan alat-alat. Misalnya seperti Elektrokardiogram (EKG). 

Setelah itu akan muncul resep yang disingkat dengan FITT (Frequency, Intensity, Type, Time) yakni:

  • Frekuensi (frequency): Berapa kali berolah raga dalam seminggu. 
  • Intensitas (intensity): Target detak jantung yang harus dicapai pada saat berolaharaga. 
  • Tipe (type): Olahraga apa yang cocok dengan kondisi tubuh. Contonya bagi pasien penyakit jantung, maka olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang agak aerobik untuk meningkatkan detak jantung. 
  • Waktu (time): Durasi idealnya berolaharaga. Olahraga dilakukan secara rutin, yang awalnya dilakukan sekitar 30 menit maka ditingkatkan lagi menjadi 40 menit. Treadmill test ini untuk penilaian kemampuan awal. Hal ini berkelanjutan dan rutin sembari ditingkatkan pelan-pelan intensitasnya. 

Dedy menyampaikan bahwa penyakit jantung tidak bisa diprediksi dan dapat terjadi dimana saja.  

“Karenanya, masyarakat Indonesia harus bisa menguasai dan melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD.red), agar tidak bingung saat mengahadapi orang yang tiba-tiba terkena serangan jantung,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×