kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.396.000   10.000   0,72%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%
AKTUAL /

Organisasi-Organisasi yang Berdiri Pada Masa Pergerakan Nasional Selain Boedi Oetomo


Jumat, 17 Mei 2024 / 15:14 WIB
Organisasi-Organisasi yang Berdiri Pada Masa Pergerakan Nasional Selain Boedi Oetomo
ILUSTRASI. Organisasi-Organisasi yang Berdiri Pada Masa Pergerakan Nasional Selain Boedi Oetomo.

Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Ttitik balik perjuangan rakyat Indonesia yang semula berpusat pada perjuangan fisik menjadi perjuangan dengan diplomatis ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi pada masa pergerakan nasional. 

Bersumber dari Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, terdapat dua faktor yang mendorong lahirnya pergerakan nasional. 

Faktor yang pertama adalah faktor dalam negeri yaitu berasal dari keinginan dan usaha dari rakyat Indonesia. 

Baca Juga: Mengenal Boedi Oetomo, Organisasi Nasional Pertama Pelopor Kebangkitan Nasional

Sedangkan faktor yang kedua adalah faktor dari luar negeri seperti munculnya paham liberalisme dan hak asasi manusia, serta kemenangan Jepang atas Rusia yang membangkitkan kepercayaan diri Bangsa Asia-Afrika.  

Berikut ini organisasi-organisasi yang didirikan pada masa pergerakan nasional saat penjajahan. 

Boedi Oetomo

Boedi Oetomo merupakan organisasi pertama dan pelopor yang berdiri pada masa pergerakan nasional. Organisasi ini berdiri pada tahun 1908 dan menjadi wadah para pemuda STOVIA untuk berdiskusi dan bertukar pikiran. 

Boedi Oetomo didirikan oleh dr. Soetomo bersama mahasiswa STOVIA pada tanggal 20 Mei 1908 di Jakarta. 

Organisasi ini sebenarnya lebih bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan, dan pendidikan, dibandingkan dengan politik. Namun dengan berdirinya Boedi Oetomo, menjadi pemicu berdirinya organisasi-organisasi lainnya.

Sarekat Islam

Sarekat Islam didirikan oleh Haji Samanhudi dengan nama awal Sarekat Dagang Islam (SDI) pada 16 Oktober 1905. 

Organisasi ini awalnya merupakan perkumpulan pedagang Islam yang menentang datangnya pedagang asing uang ingin memonopoli ekonomi rakyat. 

Kemudian, Sarekat Dagang Islam berubah menjadi Sarekat Islam (SI) atas prakarsa H.O.S. Cokroaminoto. 

Anggota Sarekat Islam tidak terbatas hanya pedagang Islam saja, namun diperluas dari berbagai macam latar belakang. 

Seiring berjalannya waktu, Sarekat Islam berkembang dan diakui sebagai Badan Hukum pada Maret 1916. Setahun kemudian, SI berubah menjadi pertai politik dan mengirimkan wakilnya, H.O.S. Cokroaminoto ke Volksraad.

Baca Juga: Ki Hajar Dewantara, Biografi Singkat Bapak Pendidikan Nasional Indonesia

Indische Partij

Bersumber dari Modul Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia (1997) Departemen Pendidikan, Indisce Partij merupakan organisasi pergerakan nasional yang berdiri pada 6 September 1912 di Bandung. 

Pendiri dari organisasi ini adalah dr. Cipto Mangunkusurno, Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) yang dikenal dengan Tiga Serangkai. 

Indische Partij memiliki cita-cita menyatukan semua golongan, baik Indonesia asli maupun golongan keturunan. 

Organisasi ini bersifat keras dan terbuka, bahkan cita-cita Indische Partij disebarluaskan melalui surat kabar De Expres

Muhammadiyah

Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar yang ada di Indonesia. 

Organisasi ini berdiri pada tanggal 18 Nopember 1912 di Kampung Kauman, Yogyakarta oleh Muhammad Darwis atau dikenal dengan K. H. Ahmad Dahlan. 

Tujuan berdirinya Muhammadiyah adalah memajukan, pengajaran Islam, mengembangkan pengetahuan Islam dan cara hidup menurut peraturan Islam, membantu serta meningkatkan kehidupan sosial masyarakat Islam. 

Muhammadiyah terus berkembang menjadi organisasi yang besar dan mampu bertahan hingga saat ini. 

Partai Komunis Indonesia (PKI)

Organisasi selanjutnya yang lahir pada masa pergerakan nasional adalah Partai Komunias Indonesia atay PKI. 

Nama awal dari organisasi ini adalah Indische Social Demicratische Vereniging (ISDV) yang kemudian diubah Menjadi Partai Komunis Hindia lalu berubah menjadi PKI pada Desember 1924. 

Susunan organisasi ini diantaranya: Semaun (ketua), Darsono (wakil ketua), Dekker (bendahara) dan Bersgma (sekretaris).

PKI terus berkembang menjadi partai yang besar. Sayangnya, partai ini menghalalkan segala cara untuk menarik massa. 

Bahkan PKI sering terlibat dalam beberapa pemberontakan, salah satunya adalah pemberontakan PKI Madiun pada 1948.

Pada akhirnya PKI dibubarkan setelah peristiwa Gerakan 30 September atau G30S pada tahun 1965.

Baca Juga: Hardiknas 2024, Ini Sejarah Taman Siswa dan 3 Semboyan Ki Hajar Dewantara

Taman Siswa

Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara di Yogyakarta pada tanggal 3 Juli 1922. Dengan berdirinya Taman Siswa, dimulai gerakan baru yang bukan bergerak dalam bidang politik namun pada bidang pendidikan. 

Prinsip dasar Taman Siswa bernama Patrap Triloka yang merupakan konsep yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara. 

Konsep ini lahir setelah ia mempelajari pendidikan progresif yang diperkenalkan oleh Rabindranath Tagore (India/Benggala) dan Maria Montessori (Italia). 

Konsep Patrap Triloka ini memiliki unsur-unsur berikut ini:

  • Ing ngarsa sung tulada: Yang di depan memberi teladan
  • Ing madya mangun karsa: Yang di tengah membangun semangat
  • Tut wuri handayani: Dari belakang memberi dukungan

Partai Nasional Indonesia (PNI)

PNI merupakan organisasi selanjutnya yang berdiri pada masa pergerakan nasional. Organisasi ini didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 tokoh, yaitu: 

  • Ir. Soekarno (ketua)
  • Ir. Anwari
  • Mr. Budiarto
  • dr. Cipto Mangunkusumo 
  • Mr. Sartono
  • Dr. Samsi
  • Mr. Sunaryo 
  • Mr. Iskak

PNI berkembang pesat menjadi partai yang besar dan merupakan tertua di Indonesia. Perkembangannya yang pesat membuat pemerintah Belanda khawatir.

Bahkan peringatan untuk menahan diri dalam propaganda, ucapan dan tindakan dikeluarkan untuk pemimpin PNI. 

Pada tanggal 29 Desember 1929, pemerintah Belanda menangkap 4 pemimpin PNI yaitu Ir. Soerkarno, Gatot Mangunprojo, Soepriadinata, dan Maskun Sumadiredja.

Penangkapan ini disebabkan adanya isu pemberontakan yang akan dilakukan oleh PNI pada awal 1930. Peristiwa ini membuat PNI kemudian dibubarkan pada 25 April 1931. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

×