kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
AKTUAL /

Pahami 6 Tanda Tubuh Kekurangan Oksigen yang Perlu Diwaspadai


Minggu, 04 Februari 2024 / 12:20 WIB
Pahami 6 Tanda Tubuh Kekurangan Oksigen yang Perlu Diwaspadai
ILUSTRASI. Tanda Tubuh Kekurangan Oksigen yang Perlu Diwaspadai

Penulis: Bimo Kresnomurti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pahami beberapa tanda tubuh kekurangan oksigen atau hipoksia. Gejala seperti sering menguap bisa menjadi salah satu Anda butuh oksigen.

Kondisi kekurangan oksigen atau dikenal sebagai hipoksia, dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh dan menyebabkan gejala yang dapat diidentifikasi.

Hipoksia mengacu pada sel atau jaringan yang tidak memiliki cukup oksigen untuk berfungsi secara efektif. Gejala ini muncul ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen untuk memenuhi kebutuhan sel dan jaringannya.

Ketika orang sehat menghirup, paru-parunya mengambil oksigen dari udara, kemudian mentransfernya ke dalam darah. Selanjutnya, darah mengangkut oksigen ke jaringan dan sel di seluruh tubuh.

Baca Juga: Catat 5 Penyebab Sering Kentut atau Buang Angin yang Perlu Diwaspadai

Oximeter

Oksigen dalam darah memasuki sel untuk ditukar dengan karbon dioksida, gas limbah yang dihasilkan selama fungsi sel. Paru-paru mengeluarkan karbon dioksida saat orang tersebut mengeluarkan napas.

Penyebab hipoksia

Kurangnya aliran darah yang cukup ke jaringan dan sel dapat menyebabkan hipoksia. Beberapa masalah kesehatan yang dapat mengurangi aliran darah antara lain:

  • Cedera yang menyebabkan kehilangan darah atau merusak arteri.
  • Kompresi, yang mungkin terjadi pada cedera traumatis.
  • Kesehatan jantung, seperti gagal jantung atau serangan jantung.
  • Penyakit yang menyerang organ hati.

Baca Juga: 8 Tanda-Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Luput dari Perhatian

Tanda dan gejala kekurangan oksigen

Berikut adalah beberapa tanda dan gejala kekurangan oksigen dilansir dari Medical News Today.

1. Nafas Cepat dan Dangkal

Pola pernapasan yang cepat dan dangkal merupakan respon alami tubuh dalam upaya mendapatkan lebih banyak pasokan oksigen. Ketika tubuh kekurangan oksigen, insting pernapasan meningkat untuk mencoba memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen.

Hal ini dapat terjadi dalam berbagai situasi, termasuk kondisi medis atau kegiatan fisik yang intens.

2. Sesak Napas dan Kepala Pusing

Kesulitan bernapas dan sensasi kepala pusing dapat muncul bahkan dengan aktivitas fisik ringan, disertai risiko kulit pucat atau sianosis. Selain itu, kurangnya oksigen bisa mengakibatkan kelemahan dan pusing yang intens.

Kekurangan oksigen dapat berdampak pada kinerja sistem pernapasan dan sirkulasi, mengakibatkan gejala yang mencakup kesulitan bernapas, kulit kebiruan, serta perasaan lemah dan pusing.

3. Detak Jantung Cepat (Palpitasi)

Detak jantung yang meningkat menjadi respons tubuh terhadap kekurangan oksigen, dimana tubuh mencoba meningkatkan aliran darah beroksigen ke seluruh tubuh. Sistem kardiovaskular merespons kekurangan oksigen dengan meningkatkan denyut jantung untuk memaksimalkan pengiriman oksigen ke tubuh.

4. Nyeri Dada dan Tekanan

Saat kekurangan oksigen, tubuh bereaksi dengan saraf sehingga menimbulkan nyeri dada atau sensasi tekanan, terutama selama aktivitas fisik, akibat kurangnya pasokan oksigen yang memadai.

Kekurangan oksigen dapat mengakibatkan beban ekstra pada sistem kardiovaskular, yang dapat menimbulkan rasa nyeri atau tekanan di daerah dada.

5. Kesulitan Berkonsentrasi

Kekurangan oksigen dapat memengaruhi kinerja otak, menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, kebingungan, dan penurunan performa mental, bahkan gejala sederhana seperti sering menguap meski sudah cukup tidur.

Otak yang kekurangan oksigen mungkin mengalami gangguan fungsi, mengakibatkan gejala seperti kesulitan berpikir dan fokus, serta penurunan kinerja mental secara umum.

Anda bisa menyadari bahwa mungkin Anda akan lebih sering menguap meskipun sudah cukup tidur.

6. Nyeri Abdominal atau Mual

Kekurangan oksigen dapat berdampak pada organ-organ dalam tubuh, seperti perut, yang dapat menyebabkan rasa sakit atau mual. Organ-organ dalam tubuh, terutama sistem pencernaan, dapat merasakan dampak kekurangan oksigen, menghasilkan gejala seperti nyeri abdominal atau rasa mual.

Penanganan hipoksia

Nah, ada beberapa cara mengobati hipoksia memiliki tiga tujuan utama:

  • Membantu mempertahankan fungsi saluran napas.
  • Meningkatkan jumlah oksigen yang dihirup dengan bantuan ventilator.
  • Meningkatkan jumlah oksigen yang mengalir dari darah ke paru-paru.
  • Mengurangi penyumbatan di tenggorokan, misalnya dengan memiringkan kepala.
  • Penggunaan alat ventilasi, seperti mesin bilevel atau mesin tekanan saluran napas positif kontinu.
  • Menjalani fisioterapi dada.

Apabila Anda mengalami gejala-gejala kekurangan oksigen, penting untuk mencari bantuan medis segera. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah serius yang memerlukan perhatian dan penanganan dokter.

Dari beberapa informasi terkait tanda tubuh kekurangan oksigen yang perlu diwaspadai beserta penanganan hipoksia.

Selanjutnya: Mengurai Penyebab Tingginya Minat Gen Z dan Milenial Atas Kripto, Sulit Dimanipulasi

Menarik Dibaca: Sebelum Ke Korea Selatan, Ini Cara Ajukan Visa Online!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×