kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.561.000   59.000   2,36%
  • USD/IDR 16.802   8,00   0,05%
  • IDX 8.585   -61,06   -0,71%
  • KOMPAS100 1.186   -11,81   -0,99%
  • LQ45 849   -10,77   -1,25%
  • ISSI 307   -1,83   -0,59%
  • IDX30 437   -3,43   -0,78%
  • IDXHIDIV20 510   -2,95   -0,57%
  • IDX80 133   -1,59   -1,18%
  • IDXV30 138   -0,57   -0,42%
  • IDXQ30 140   -0,82   -0,59%
AKTUAL /

PHK 2025 Meningkat Jadi 79.302 Orang, Ini Penjelasan Menkeu Purbaya


Rabu, 24 Desember 2025 / 04:05 WIB
PHK 2025 Meningkat Jadi 79.302 Orang, Ini Penjelasan Menkeu Purbaya
ILUSTRASI. Gelombang PHK sepanjang 2025 menembus 79.302 orang. Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa mengakui perlambatan ekonomi melemahkan permintaan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis

Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa buka suara terkait gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi sepanjang tahun 2025. Ia mengakui bahwa perlambatan ekonomi nasional menjadi salah satu faktor utama meningkatnya jumlah tenaga kerja yang terdampak.

Berdasarkan data Satu Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), jumlah PHK pada periode Januari hingga November 2025 mencapai 79.302 orang. Angka ini tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang mencapai 77.965 orang.

Purbaya menjelaskan, lonjakan PHK terjadi seiring melemahnya permintaan (demand) di dalam negeri. Kondisi tersebut membuat pelaku usaha menahan ekspansi bahkan melakukan efisiensi tenaga kerja.

“PHK itu biasanya terjadi ketika demand-nya lemah sekali. Itu terjadi pada 10 bulan pertama tahun ini. Tahun lalu sembilan bulan pertama juga mengalami kondisi serupa. Ini menggambarkan bahwa ekonomi kita memang sedang melambat,” ujar Purbaya dalam Konferensi Pers di Jakarta, Selasa (23/12/2025).

Baca Juga: Badai PHK Menggila, 79.302 Pekerja Kehilangan Pekerjaan hingga November 2025

Meski demikian, Purbaya menyampaikan optimisme bahwa kondisi perekonomian Indonesia ke depan akan membaik. Ia menilai koordinasi kebijakan fiskal dan moneter yang semakin solid akan menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional.

“Saya yakin tahun depan akan lebih bagus dari sekarang, karena kebijakan fiskal dan moneter ke depan akan lebih sinkron, termasuk dengan bank sentral,” katanya.

Lebih lanjut, Purbaya menegaskan pemerintah akan berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi agar kembali menciptakan lapangan kerja baru. Berbagai penyesuaian kebijakan disebut akan diarahkan untuk meningkatkan permintaan dan mendorong dunia usaha kembali berekspansi.

“Karena itu saya sangat concern dan ingin membantu dunia usaha semaksimal mungkin agar bisa tumbuh lagi, seiring dengan kenaikan permintaan akibat perubahan kebijakan baik dari sisi fiskal maupun moneter,” pungkas Purbaya.

Tonton: Purbaya Puji Bea Cukai Razia Meningkat dan Makin Sulit Disogok

Kesimpulan

Gelombang PHK yang menembus 79.302 orang hingga November 2025 menegaskan bahwa perlambatan ekonomi masih nyata dirasakan dunia usaha, terutama akibat lemahnya permintaan domestik. Meski pemerintah mengakui kondisi ini sebagai konsekuensi siklus ekonomi yang melambat, optimisme terhadap pemulihan pada 2026 bertumpu pada sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter. Tantangannya kini bukan sekadar menjaga stabilitas, melainkan memastikan kebijakan tersebut benar-benar mampu mendorong permintaan, memulihkan ekspansi usaha, dan menciptakan kembali lapangan kerja secara berkelanjutan.

Selanjutnya: Dominasi Dolar AS Tergerus, Euro dan Yen Ambil Peran

Menarik Dibaca: Ini Dia, Tiga Persoalan Gigi Ini Paling Sering Ditemui oleh Dokter Gigi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

×