kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%
AKTUAL /

Ribuan Warga Israel Serukan Digelarnya Pemilu Baru, Desak Netanyahu Mundur


Senin, 22 Januari 2024 / 08:26 WIB
Ribuan Warga Israel Serukan Digelarnya Pemilu Baru, Desak Netanyahu Mundur
ILUSTRASI. Ribuan warga Israel berkumpul di Tel Aviv pada hari Sabtu untuk memprotes pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. REUTERS/Violeta Santos Moura

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TEL AVIV. Ribuan warga Israel berkumpul di Tel Aviv pada hari Sabtu untuk memprotes pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Mereka menuding pemimpin veteran itu salah langkah dalam menangani keamanan negara. Para pengunjuk rasa juga menyerukan agar pemerintah menggelar pemilu baru.

Mengutip Reuters, protes anti-pemerintah yang mengguncang negara itu hampir terjadi sepanjang tahun 2023. Aksi mulai mereda setelah serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023. 

Perpecahan politik dikesampingkan ketika warga Israel mendukung militer dan keluarga mereka yang terbunuh atau disandera.

Namun dengan perang dahsyat di Gaza yang sudah memasuki bulan keempat dan jajak pendapat menunjukkan rendahnya dukungan terhadap Netanyahu, seruan untuk pergantian kepemimpinan semakin kuat, meski tidak ada indikasi bahwa posisinya berada dalam ancaman.

Hal ini tercermin dalam jumlah pemilih yang hadir pada Sabtu malam di alun-alun pusat Tel Aviv, tempat aksi unjuk rasa banyak dilakukan pada tahun lalu.

Walaupun jumlah massa lebih sedikit dibandingkan tahun lalu, jumlah tersebut masih mencapai ribuan orang. Banyak di antara mereka yang menabuh gendang, meneriakkan kekecewaan, dan mengibarkan bendera Israel.

Baca Juga: Serangan Israel ke Gaza Telah Menewaskan Lebih 25.000 Warga Palestina

“Pemerintah yang meninggalkan kami pada 7 Oktober terus meninggalkan kami setiap hari sejak itu – mereka yang dievakuasi dari (perbatasan) utara dan selatan, keluarga para korban, tentara cadangan, para sandera,” kata Noam Alon, yang saudara laki-lakinya, seorang tentara, terbunuh saat mencoba membersihkan kota Israel dari orang-orang bersenjata Hamas.

“Kekuasaan ada di tangan kita untuk berubah dan memperbaiki,” ujarnya dari atas panggung. "Pemerintah ini harus mundur. Sekarang!"

Dan para pengunjuk rasa yang hadir itu menjawabnya sambil berteriak: "Sekarang! Sekarang!"

Meskipun perpecahan muncul di antara anggota kabinetnya pada masa perang, Netanyahu bertekad untuk tetap berkuasa.

Baca Juga: Netanyahu: Kami Telah Berhasil Menghancurkan Dua Pertiga Resimen Hamas

Para pemimpin oposisi telah menawarkan untuk membentuk pemerintahan persatuan yang tidak dipimpin oleh Netanyahu, namun belum ada langkah yang mendapat dukungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×