kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%
AKTUAL /

Robert Kiyosaki Ramal Kejatuhan AS, Ini 2 Hal yang Harus Dimiliki Investor


Sabtu, 09 Desember 2023 / 10:57 WIB
Robert Kiyosaki Ramal Kejatuhan AS, Ini 2 Hal yang Harus Dimiliki Investor
ILUSTRASI. Robert Kiyosaki mengungkapkan keprihatinannya mengenai sistem keuangan AS dan struktur masyarakatnya.

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Penulis buku “Rich Dad Poor Dad” Robert Kiyosaki mengungkapkan keprihatinannya mengenai sistem keuangan saat ini dan struktur masyarakat di AS dalam video YouTube berjudul: "Robert Kiyosaki Exposes The System That Keeps You Poor & The Downfall of The USA."

Terkait hal tersebut, Kiyosaki menekankan pentingnya dua hal yang harus dimiliki investor. Yakni, pendidikan dan kesiapan finansial

Mengutip Benzinga, dalam video tersebut, pewawancara Rob Moore bertanya kepada Kiyosaki, “Apakah sistem keuangannya dicurangi?” 

Kiyosaki menjawab, “Anda ingin membuat saya mendapat masalah, bukan?”

Dia kemudian menjelaskan lebih lanjut, dengan mengatakan, “Kita berada di akhir sebuah kerajaan saat ini. Ini adalah akhirnya; ini adalah akhir dari segalanya, dan semua kerajaan selalu berakhir.”

Kiyosaki memberikan contoh sejarah untuk mendukung sudut pandangnya, dengan menyebutkan kekaisaran Romawi dan Yunani. 

Dia juga mencatat bahwa peradaban China paling awal adalah yang pertama menggunakan uang kertas. Kiyosaki menyimpulkan dengan menegaskan bahwa apa yang kita saksikan saat ini mirip dengan berakhirnya Imperium Amerika, dan menunjukkan bahwa periode ini penuh dengan bahaya.

Baca Juga: Bukan Uang yang Membuat Kaya, Robert Kiyosaki Bilang Satu Hal Ini yang Menentukan

Dia membahas pergeseran pada tahun 1964 ketika koin-koin di AS mengalami perubahan komposisi, yang menunjukkan adanya penyimpangan dari mata uang yang didukung ke mata uang fiat, yang dia korelasikan dengan jatuhnya kerajaan.

Kiyosaki menggarisbawahi pentingnya literasi dan kesiapan keuangan, serta mendesak masyarakat untuk mempertimbangkan konsekuensi dari poin-poin yang ia kemukakan. 

Ia menyatakan keprihatinannya mengenai kesenjangan kekayaan dan potensi dampak buruknya. 

“Kita sedang menyaksikan apa yang bisa menjadi akhir dari sebuah kerajaan jika kita tidak mengatasi masalah ini,” jelasnya. 

Kiyosaki tidak meramalkan hari kiamat tetapi menekankan pentingnya memiliki pengetahuan finansial dan fleksibel di saat ketidakpastian.

Dia mempertahankan pendekatan yang seimbang sepanjang video, menghindari retorika sensasionalisme dan kekhawatiran. 

Sebaliknya, Kiyosaki meminta para penontonnya untuk merenungkan tantangan ekonomi ke depan dan strategi untuk menjaga masa depan keuangan mereka.

Baca Juga: Robert Kiyosaki: Hanya Orang Malas yang Investasi Menggunakan Uang Sendiri

Kiyosaki menyinggung peran utang dalam penciptaan kekayaan, membandingkan perspektif masyarakat awam dengan perspektif investor real estat seperti dirinya dan mantan Presiden Donald Trump. 

Ia menunjukkan bagaimana memanfaatkan utang telah memfasilitasi akumulasi kekayaan bagi sebagian orang, sementara yang lain, yang mengikuti nasihat keuangan tradisional, mendapati diri mereka mengalami kesulitan.

Dalam menyikapi permasalahan global, Kiyosaki merefleksikan ketegangan geopolitik dan pergeseran lanskap ekonomi global, termasuk kebangkitan China dan potensi konsekuensi dari hilangnya status AS sebagai kekuatan ekonomi dominan.

Video tersebut juga memuat anekdot dan opini Kiyosaki tentang berbagai topik mulai dari olahraga hingga politik. 

Dia menekankan pentingnya memahami perubahan sifat uang dan berinvestasi pada aset seperti emas dan perak daripada hanya mengandalkan mata uang fiat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×