kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%
AKTUAL /

Rusia Siagakan Rudal Balistik Berkemampuan Nuklir Avangard


Jumat, 17 November 2023 / 09:35 WIB
Rusia Siagakan Rudal Balistik Berkemampuan Nuklir Avangard
ILUSTRASI. Pasukan roket Rusia telah memuat rudal balistik antarbenua ke dalam silo peluncuran di Rusia selatan. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pasukan roket Rusia telah memuat rudal balistik antarbenua yang dilengkapi dengan kendaraan luncur hipersonik berkemampuan nuklir "Avangard" ke dalam silo peluncuran di Rusia selatan. Hal tersebut disiarkan oleh saluran TV kementerian pertahanan Rusia pada Kamis (16/11/2023).

Mengutip Reuters, Presiden Vladimir Putin mengumumkan kendaraan luncur hipersonik Avangard pada tahun 2018. Pada saat itu, Putin mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan respons terhadap pengembangan senjata generasi baru dan sistem pertahanan rudal AS yang dapat ditembus oleh kendaraan tersebut.

Saat mendekati sasarannya, kendaraan luncur Avangard terlepas dari roket dan mampu bermanuver secara tajam di luar lintasan roket dengan kecepatan hipersonik hingga 27 kali kecepatan suara (sekitar 21.000 mil per jam atau 34.000 kilometer per jam). 

Saluran televisi 'Zvezda' milik Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan, sebuah rudal balistik diangkut ke silo peluncuran, perlahan-lahan diangkat ke posisi vertikal dan kemudian diturunkan ke sebuah poros di wilayah Orenburg dekat Kazakhstan.

Baca Juga: Pakar: Korea Utara Tengah Mempersiapkan Perang dengan Serius

Rusia memasang rudal pertama yang dilengkapi Avangard pada tahun 2019 di fasilitas Orenburg yang sama.

Rusia dan Amerika Serikat, yang sejauh ini merupakan negara dengan kekuatan nuklir terbesar, sama-sama menyatakan penyesalan atas disintegrasi terus-menerus dalam perjanjian pengendalian senjata yang berupaya memperlambat perlombaan senjata Perang Dingin dan mengurangi risiko perang nuklir.

Namun Amerika Serikat, Rusia dan China sedang mengembangkan serangkaian sistem senjata baru, termasuk sistem senjata hipersonik.

Amerika Serikat menganggap China sebagai pesaing terbesarnya dan Rusia sebagai ancaman terbesarnya. 

Presiden AS Joe Biden berpendapat bahwa abad ini akan ditentukan oleh persaingan eksistensial antara negara demokrasi dan otokrasi.

Baca Juga: Kemenlu Rusia: Israel Mengakui Bahwa Mereka Punya Senjata Nuklir

Rusia mengatakan dominasi Amerika Serikat pasca-Perang Dingin sedang runtuh dan bahwa Washington selama bertahun-tahun telah menyebarkan kekacauan di seluruh dunia sambil mengabaikan kepentingan negara-negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×