Penulis: Virdita Ratriani
Sejarah Muslimat NU - Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) bakal menghelat peringatan hari lahir (harlah) ke-78 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat pada Sabtu (20/1/2024). Sejarah Muslimat NU pun sudah dimulai sejak masa Indonesia merdeka.
Muslimat NU adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat sosial keagamaan salah satu Badan Otonom dari Nahdlatul Ulama. Tema Harlah ke-78 Muslimat NU adalah "Membangun Ketahanan Keluarga Untuk Menguatkan Ketahanan Nasional".
Untuk itu, kegiatan utama dalam acara tersebut meliputi dzikir, doa, dan shalawat, serta tadarus Al-Qur'an dengan target khataman sebanyak 2024 kali. Jumlah tersebut mengacu pada tahun terkini, yakni 2024.
Harlah Muslimat NU ke-78 rencananya juga akan dihadiri Presiden Joko Widodo, para ulama, tokoh-tokoh NU meliputi pimpinan syuriyah dan tanfidziyah PBNU, dan pimpinan Muslimat NU beserta pengurusnya akan hadir.
Lantas, seperti apa sejarah Muslimat NU?
Baca Juga: 21 Ucapan Harlah Muslimat NU 20 Januari 2024, Yuk Ramaikan di Sosmed!
Sejarah Muslimat NU
Sejarah Muslimat NU berdiri pada 26 Rabiul Akhir 1365 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 29 Maret 1946 di Purwokerto.
Sebenarnya, gagasan mendirikan organisasi perempuan NU muncul pada Muktamar ke-13 NU di Menes, Banten tahun 1938.
Dirangkum dari laman NU Online, pada waktu itu dua tokoh yakni Nyai R Djuaesih dan Nyai Siti Sarah tampil sebagai pembicara di forum tersebut mewakili jamaah perempuan.
Nyai R Djuaesih secara tegas dan lantang menyampaikan urgensi kebangkitan perempuan dalam kancah organisasi sebagaimana kaum laki-laki.
Ia menjadi perempuan pertama yang naik mimbar dalam forum resmi organisasi NU. Sehingga, tokoh pendiri Muslimat NU adalah ibu R Djuaesih.
Baca Juga: 20 Twibbon Harlah Muslimat NU 20 Januari 2024, Yuk Ramaikan di Sosmed!
Secara internal, di NU ketika itu juga belum tersedia ruang yang luas bagi jamaah perempuan untuk bersuara dan berpartisipasi dalam penentuan kebijakan. Ide itupun disambut dengan perdebatan sengit di kalangan peserta Muktamar.
Setahun kemudian, tepatnya pada Muktamar ke-14 NU di Magelang, saat Nyai Djuaesih mendapat tugas memimpin rapat khusus wanita oleh RH Muchtar yang merupakan utusan NU Banyumas.
Muktamar ke-14 NU waktu itu dihadiri perwakilan dari daerah-daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat, seperti Muntilan, Sukoharjo, Kroya, Wonosobo, Surakarta, Magelang, Parakan, Purworejo, dan Bandung.
Forum menghasilkan rumusan pentingnya peranan wanita NU dalam organisasi NU, masyarakat, pendidikan, dan dakwah.
Selanjutnya, apda 29 Maret 1946, bertepatan tanggal 26 Rabiul Akhir 1365 H, keinginan jamaah wanita NU untuk berorganisasi diterima secara bulat oleh para utusan Muktamar ke-16 NU di Purwokerto.
Hasilnya, dibentuklah lembaga organik bidang wanita dengan nama Nahdlatoel Oelama Moeslimat (NOM) atau Muslimat NU.
Baca Juga: 5 Amalan Malam Nisfu Syaban yang Sebaiknya Anda Terapkan
Ketua Umum PP Muslimat NU dari masa ke masa
Saat ini, Muslimat NU dipimpin oleh Ketua Umum Hj Khofifah Indar Parawansa yang juga Gubernur Provinsi Jawa Timur.
Nah, berikut adalah ketua umum PP Muslimat NU dari masa ke masa:
- Nyai Chodijah Dahlan (1946-1947)
- Nyai Yasin (1947-1950)
- Nyai Hj Mahmudah Mawardi (1950-1979)
- Nyai Hj Asmah Syahruni (1979-1995)
- Nyai Hj Aisyah Hamid Baidlawi (1995-2000)
- Nyai Hj Khofifah Indar Parawansa (2000-sekarang)
Baca Juga: Jika Pilih Khofifah Jadi Cawapres, Ini 3 Keuntungan yang Diperoleh PDI-P
Program dan kegiatan Muslimat NU
Jumlah anggota Muslimat Nahdlatul Ulama diperkirakan mencapai 32 juta yang tersebar di 34 Pimpinan Wilayah (Tingkat Provinsi), 532 Pimpinan Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota), 5.222 Pimpinan Anak Cabang (Tingkat Kecamatan), dan 36.000 Pimpinan Ranting (Tingkat Kelurahan/Desa).
Untuk layanan sosial dan kesehatan, Muslimat NU memiliki:
- 104 Panti asuhan
- 10 Asrama putri
- 10 Panti jompo
- 108 Pusat Layanan Kesehatan (RS/RSB/Klinik)
Layanan pendidikan:
- 9.800 Taman Kanak-Kanak dan Rauddlotul Athfal (TK/RA)
- 350 Taman Pendidikan Al-Qur’an
- 6.226 Pendididkan Anak Usia Dini (PAUD)
Baca Juga: Khofifah ungkap wasiat ibunda Jokowi: Minta sisa rezeki diwakafkan di masjid
Layanan koperasi:
- 1 Induk Koperasi Induk An-Nisa
- 9 Koperasi Sekunder
- 144 Koperasi Primer yang berbadan Hukum
- 355 Tempat Pelayanan Anggota Koperasi (TPAK)
Layanan ketrampilan:
- 11 Balai Latihan Kerja (BLK)
Layanan bimbingan haji :
- 146 Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
Demikian penjelasan mengenai sejarah Muslimat NU, pemimpin Muslimat NU dari masa ke masa, dan program Muslimat NU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News