kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
AKTUAL /

Semakin Bikin Cemas Barat, Menteri ESDM Rusia Kunjungi Korea Utara


Kamis, 16 November 2023 / 06:50 WIB
Semakin Bikin Cemas Barat, Menteri ESDM Rusia Kunjungi Korea Utara
ILUSTRASI. Delegasi Rusia yang dipimpin oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia Alexander Kozlov mengunjungi Pyongyang. KCNA melalui REUTERS

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Menurut media pemerintah Korea Utara, delegasi Rusia yang dipimpin oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia Alexander Kozlov mengunjungi Pyongyang. Kunjungan tersebut dilakukan saat Korea Utara mengumumkan kemajuan baru dalam program rudal balistik yang dilarang.

Melansir Reuters, Kozlov tiba pada hari Selasa (14/11/2023), ketika Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin bertemu dengan negara-negara anggota PBB yang menegakkan gencatan senjata Perang Korea di Seoul. 

AS dan sekutunya mengatakan, mereka khawatir bahwa China dan Rusia membantu Korea Utara dalam memperluas kemampuan militernya yang memungkinkan Pyongyang menghindari sanksi PBB.

KCNA memberitakan, Rusia dan Korea Utara sedang melakukan pembicaraan mengenai ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Kozlov mengatakan pada sebuah acara jamuan bahwa Rusia ingin mengembangkan kerja sama substansial dengan Korea Utara berdasarkan perjanjian yang dibuat oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un ketika mereka bertemu pada bulan September di timur jauh Rusia.

Menurut artikel itu pula, Kozlov juga menyebutkan dukungan penuh Korea Utara terhadap Rusia dalam isu-isu regional dan internasional.

Baca Juga: Korut Uji Coba Mesin Berbahan Bakar Padat Baru untuk Rudal Balistik Jarak Menengah

KCNA dalam artikel lainnya memberitakan, sebuah delegasi yang dipimpin oleh menteri kebudayaan Korea Utara berangkat ke St. Petersburg pada hari Selasa untuk menghadiri acara kebudayaan.

Korea Utara sedang dalam tahap akhir persiapan peluncuran satelit mata-mata, dan tampaknya telah menerima bantuan teknis dari Rusia, kata badan intelijen Korea Selatan bulan ini.

Mesin misil baru

Media pemerintah Korea Utara juga melaporkan pada hari Rabu bahwa negara tersebut telah berhasil melakukan uji statis terhadap mesin bahan bakar padat berkekuatan tinggi tipe baru untuk rudal balistik jarak menengah (IRBM).

“Uji ini memberikan jaminan pasti untuk mempercepat pengembangan sistem IRBM tipe baru,” kata KCNA.

Pengumuman tersebut disampaikan pada hari yang sama ketika Korea Selatan dan AS mengadakan latihan udara bersama yang melibatkan pesawat pembom strategis B-52 AS dengan jet tempur sebagai unjuk kekuatan yang ditujukan ke Pyongyang.

Baca Juga: Negara Inilah yang Menampung Emas Rusia

Biro Rudal Umum Korea Utara sangat mementingkan IRBM baru tersebut. Mereka mengatakan bahwa uji coba baru-baru ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan serangan strategis militer mengingat “lingkungan keamanan yang buruk dan tidak stabil yang dihadapi negara” dan kolusi “jahat” dari negara musuh.

Analis militer mengatakan rudal berbahan bakar padat lebih mudah dan aman untuk dioperasikan, dan memerlukan lebih sedikit dukungan logistik, sehingga lebih sulit dideteksi dan lebih dapat bertahan dibandingkan senjata berbahan bakar cair.

Tahun ini Korea Utara menguji rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat (ICBM) pertamanya – kategori rudal balistik terbesar – dan juga menggunakan teknologi tersebut dalam berbagai senjata yang lebih kecil.

Program rudal Korea Utara, serta senjata nuklirnya, telah dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB, yang menjatuhkan sanksi terhadap negara tersebut.

Washington menuduh Korea Utara memasok peralatan militer ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina. Sebagai balasannya, Moskow memberikan dukungan teknis militer untuk membantu Korea Utara.

Korea Utara dan Rusia telah membantah adanya kesepakatan senjata, meskipun para pemimpin mereka menjanjikan kerja sama militer yang lebih erat pada pertemuan puncak mereka di bulan September.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×