kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
AKTUAL /

Singapura & Malaysia Catat Lonjakan Kasus Covid-19, Kemenkes: Ayo Pakai Masker Lagi!


Rabu, 06 Desember 2023 / 05:38 WIB
Singapura & Malaysia Catat Lonjakan Kasus Covid-19, Kemenkes: Ayo Pakai Masker Lagi!
ILUSTRASI. Secara mengejutkan, dua negara tetangga Indonesia yakni Singapura dan Malaysia mencatatkan lonjakan kasus Covid-19. KONTAN/Fransiskus Simbolon

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA/KUALA LUMPUR. Secara mengejutkan, dua negara tetangga Indonesia yakni Singapura dan Malaysia mencatatkan lonjakan kasus Covid-19. 

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengatakan pada Sabtu (2/12/2023) bahwa jumlah infeksi Covid-19 meningkat secara signifikan di Singapura. MOH mendesak masyarakat untuk selalu mengikuti vaksinasi terkini.

Melansir Channel News Asia, jumlah perkiraan infeksi Covid-19 meningkat dua kali lipat menjadi 22.094 pada minggu 19-25 November, dibandingkan dengan 10.726 pada minggu sebelumnya.

“Rata-rata kasus rawat inap dan ICU harian akibat Covid-19 tetap stabil,” tambah kementerian.

MOH juga mengatakan, peningkatan infeksi mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti musim perjalanan di akhir tahun dan berkurangnya kekebalan penduduk.

EG.5 dan sub-garis keturunannya HK.3 tetap menjadi subvarian utama di Singapura, mencakup lebih dari 70% kasus yang diurutkan.

“Saat ini, tidak ada indikasi bahwa subvarian utama lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar,” kata MOH.

Baca Juga: Gejala Utama Mycroplasma Pneumonia, Waspada Jika Terjadi Sesak Napas

Mengingat peningkatan penyakit pernafasan di negara-negara belahan bumi utara pada bulan-bulan musim dingin, MOH mengatakan kejadian penyakit pernafasan secara keseluruhan di Singapura tetap stabil selama sebulan terakhir.

“Tidak ada indikasi peningkatan penyakit pernapasan parah, termasuk pada anak-anak,” tambahnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, China yang mengalami lonjakan “penyakit mirip influenza” sejak pertengahan Oktober, mengatakan lonjakan tersebut disebabkan oleh pencabutan pembatasan Covid-19 dan peredaran patogen yang diketahui. Yaitu influenza dan infeksi bakteri umum yang menyerang anak-anak, termasuk pneumonia mikoplasma.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pihak berwenang China mengatakan mereka belum mendeteksi adanya “patogen yang tidak biasa atau baru” di bagian utara negara itu.

Baca Juga: Kasus Mycoplasma Pneumoniae Muncul di Jakarta, Epidemiolog: Tak Sebabkan Pandemi

Kementerian Kesehatan Singapura mencatat bahwa hingga saat ini, WHO menyatakan bahwa tren peningkatan penyakit pernafasan bukanlah hal yang tidak terduga karena dimulainya musim dingin.

Infeksi Covid-19 berkontribusi terhadap jumlah keseluruhan kasus penyakit pernapasan di Singapura.

MOH mengimbau masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan vaksinasi Covid-19 mereka, dan merekomendasikan dosis tambahan sekitar satu tahun setelah dosis vaksin terakhir mereka untuk mereka yang berusia 60 tahun ke atas, orang-orang yang rentan secara medis, serta penghuni fasilitas perawatan lansia.

“Di luar kelompok ini, semua individu berusia enam bulan ke atas juga didorong untuk menerima dosis tambahan, terutama bagi petugas kesehatan dan anggota rumah tangga/pengasuh individu yang rentan secara medis,” tambah kementerian.

Lonjakan Covid-19 di Malaysia

Sementara itu, mengutip Free Malaysia Today, jumlah kasus baru Covid-19 meningkat pada minggu lalu sebesar 57,3% menjadi 3.626 dari 2.305 yang tercatat pada minggu sebelumnya. 

Hal tersebut diungkapkan oleh direktur jenderal kesehatan Dr Radzi Abu Hassan.

Dalam laporan terbarunya untuk pekan yang berakhir 25 November, Radzi mengatakan 48% kasus terjadi pada individu berusia antara 20 dan 40 tahun, dan 98% hanya mengalami gejala ringan.

Meski terjadi peningkatan kasus Covid-19, namun situasi terkendali dan fasilitas kesehatan tidak kewalahan, ujarnya.

“Mengingat peningkatan kasus Covid-19, petugas kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta diimbau untuk tetap waspada dan memiliki ‘indeks kecurigaan yang tinggi’ terhadap pasien dengan gejala pernafasan akut, terutama yang berasal dari kelompok risiko tinggi.”

Radzi mengatakan, saat ini terdapat delapan klaster aktif dengan total 121 kasus.

Baca Juga: Kasus Pneumonia Meningkat, Warga Diimbau Pakai Masker Saat di Ruang Publik

Jumlah rawat inap di rumah sakit naik 2,9% per populasi 100.000 dibandingkan minggu sebelumnya.

Keterisian tempat tidur secara keseluruhan untuk kasus-kasus non-kritis meningkat sebesar 0,9%, sementara pemanfaatan tempat tidur di unit perawatan intensif (ICU) meningkat sebesar 0,4%.

Ia mengatakan, terdapat lebih dari 1.000 kasus Covid-19 dalam sepekan sejak pekan epidemiologi 41/2023 (8-14 Oktober).

Empat varian Omicron baru juga telah dilaporkan, semuanya diklasifikasikan sebagai varian yang menjadi perhatian (VOC).

Radzi mengatakan dua kasus varian Omicron baru, BA.2.86, telah dilaporkan setelah pemeriksaan gejala di klinik kesehatan.

Hingga saat ini, hampir 46 negara telah melaporkan varian BA.2.86 yang tergolong varian of interest (VOI).

Kedua kasus tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri dalam waktu 14 hari sebelum gejala muncul, dan mereka dirawat sebagai kasus rawat jalan.

Radzi mengatakan varian tersebut tidak menimbulkan gejala yang lebih parah.

Baca Juga: Berakhir Maret 2024, Kebijakan Restrukturisasi Kredit Terkait Covid Tak Diperpanjang

Imbauan pakai masker lagi

Mengutip Kompas.com, terkait peningkatan kasus Covid-19 di Singapura dan Malaysia, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat untuk menjalankan perlindungan ganda. 

Hal tersebut dapat dilakukan dengan mendapatkan vaksinasi dan menjalankan protokol kesehatan (prokes). 

"Kami juga melihat ada kenaikan, cuma kan memang bagusnya, kita masih ada vaksinasi. Kalau itu divaksin, kita seharusnya bisa bagus," ujar Budi dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (5/12/2023). 

Terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan maksud prokes yang dikatakan Budi saat merespons lonjakan kasus Covid-19 di Singapura dan Malaysia. 

Ia mengatakan, masyarakat dapat kembali memakai masker dan mencuci tangan untuk mencegah penularan Covid-19. Selanjutnya, apabila merasakan ada gejala Covid-19 bisa segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.  

Baca Juga: Muncul Penyakit Pneumonia Misterius di China, Ini Tanggapan Kalbe Farma (KLBF)

Pihaknya juga meminta masyarakat untuk melakukan isolasi mandiri apabila tertular Covid-19. Kemudian, yang tidak kalah pentingnya, masyarakat juga diimbau untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 jika belum lengkap. 

"Bila tidak urgent, menunda perjalanan ke negara-negara yang melaporkan adanya lonjakan kasus," jelas Nadia kepada Kompas.com, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×