Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati
STRES MENYEBABKAN BERAT BADAN NAIK - Penelitian membuktikan stres berkepanjangan atau stres kronis bisa menyebabkan berat badan naik.
Berat badan naik disebabkan oleh banyak faktor, beberapa diantaranya adalah tubuh kurang aktif dan konsumsi makanan berlemak berlebihan.
Baca Juga: Gula Stevia Baik atau Buruk Dikonsumsi Penderita Diabetes?
Tahukah Anda jika stres bisa memicu kenaikan berat badan?
Mengutip dari Medical News Today, stres kronis bisa berdampak negatif pada kesehatan psikologis dan fisik.
Para profesional medis menyakini bahwa stres kronis bisa menyebabkan penambahan berat badan. Hal ini juga telah dibuktikan dalam penelitian.
Ulasan tahun 2022 menjelaskan bahwa stres menyebabkan berat badan dengan cara berikut ini:
- Mengganggu proses kognitif seperti pengaturan diri
- Meningkatkan kadar hormon dan bahan kimia yang terlibat dalam rasa lapar, seperti leptin dan ghrelin
- dengan menyebabkan orang terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi kalori, lemak, dan gula
- Mengganggu tidur, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan
- Menghabiskan tingkat energi dan menyebabkan orang mengurangi aktivitas fisik
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Seseorang yang mengalami stres, tubuhnya akan melepaskan hormon yang memicu respon "lawan atau lari".
Hormon tersebut mengalihkan aliran darah dari saluran pencernaan menuju otot dan organ yang penting untuk kelangsungan hidup. Akibatnya, proses pencernaan melambat.
Hormon stres atau yang sering disebut kortisol untuk sementara meningkatkan kadar glukosa darah, memberi tubuh energi yang dibutuhkan untuk menghadapi pemicu stres langsung.
Setelah ancaman tersebut selesai, kadar glukosa darah akan kembali normal.
Namun,jika seseorang mengalami stres berkepanjangan atau kronis, tubuh tidak akan memiliki kesempatan untuk pulih.
Stres kronis dapat menyebabkan kadar insulin tinggi secara terus-menerus.
Hal ini dapat menyebabkan resistensi insulin, di mana sel-sel tubuh tidak lagi merespons insulin dengan baik.
Salah satu dampaknya adalah peningkatan lemak perut dan penambahan berat badan secara keseluruhan.
Orang dengan stres kronis mungkin mengalami keinginan yang kuat untuk mengonsumsi makanan berlemak atau bergula dalam upaya mengendalikan kadar gula darahnya.
Kadar kortisol yang tinggi juga mengganggu cara tubuh membuat hormon lain, termasuk hormon pelepas kortikotropin (CRH).
Hormon ini membantu mengendalikan nafsu makan, sehingga kadar yang rendah dapat menyebabkan seseorang makan lebih banyak dari biasanya.
Cara mengurangi stres
Setiap orang bisa menderita stres. Bahkan, masalah sepele yang terjadi berulang-ulang pun bisa membuat seseorang stres.
Kabar baiknya, stres bisa dikendalikan atau dikelola dengan cara berikut ini:
- Istirahat secara teratur sepanjang hari untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan
- Menghabiskan waktu di luar ruangan di alam
- Bersosialisasi dan menghabiskan waktu bersama teman-teman
- Menjadi aktif secara fisik
- Makan makanan sehat, termasuk buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian
- Membatasi konsumsi alkohol
- Berhenti merokok
- Cukup tidur
- Meditasi
- Berlatih pernapasan
- Mengelola nafsu makan dan kebiasaan makan yang 'buruk'
- Pelatihan mindfulness dapat membantu seseorang memahami mengapa mereka menginginkan makanan tertentu, memungkinkan mereka membuat keputusan secara sadar apakah akan makan sesuatu atau tidak.
Baca Juga: Menu Terlarang untuk Penderita Diabetes Kronis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News