kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%
AKTUAL /

Apa Arti Self Sabotaging Behavior? Pengertian, Penyebab, dan Penanganannya


Jumat, 01 Maret 2024 / 11:40 WIB
Apa Arti Self Sabotaging Behavior? Pengertian, Penyebab, dan Penanganannya
ILUSTRASI. Pahami apa itu Self Sabotaging Behavior, Penyebab, Contoh, dan Penanganannya.dok/Stylist

Penulis: Bimo Kresnomurti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pahami apa itu self-sabotaging behavior yang bisa menimpa siapa saja. Istilah ini merujuk pada gangguan kesehatan mental yang perlu diwaspadai.

"Self-sabotage" atau "self-sabotaging behavior" merupakan kecenderungan seseorang untuk secara tidak sadar atau disengaja merusak diri sendiri atau menghancurkan peluang keberhasilan dan kesejahteraan pribadi.

Serangkaian tindakan ini sering kali dapat muncul karena pola pikir, kebiasaan, atau emosi negatif yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan tindakan individu.

Contoh perilaku self-sabotage termasuk menunda-nunda tugas, menghindari tanggung jawab, meragukan diri sendiri, atau bahkan mengambil keputusan yang tahu tidak sehat atau merugikan.

Baca Juga: Apa Itu Mental Illness? Ini Quotes Mental Illness Bahasa Indonesia dan Inggris

Faktor-faktor seperti kurangnya rasa percaya diri, rasa takut akan kegagalan, atau pengalaman traumatis masa lalu dapat berperan dalam memicu perilaku self-sabotage.

Penting untuk menyadari dan memahami pola self-sabotage ini agar individu dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah, mengembangkan keterampilan diri, dan meningkatkan kesejahteraan pribadi.

Terapi psikologis atau dukungan sosial dapat menjadi sumber bantuan untuk mengatasi self-sabotage dan mencapai perubahan positif dalam hidup seseorang.

Penyebab self sabotaging

Kecemasan

Perilaku self-sabotage bisa disebabkan oleh sejumlah faktor kompleks. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi atau memicu perilaku self-sabotage meliputi, dilansir dari Very Well Mind.

1. Kurangnya Rasa Percaya Diri

Orang yang merasa kurang percaya diri atau meragukan kemampuan mereka sendiri mungkin cenderung merusak peluang keberhasilan karena takut gagal atau tidak mampu.

2. Rasa Takut akan Keberhasilan

Ironisnya, takut akan sukses bisa menjadi pemicu perilaku self-sabotage. Beberapa orang khawatir dengan perubahan atau tanggung jawab yang dapat datang dengan kesuksesan, sehingga mereka secara tidak sadar menghambat diri mereka sendiri.

3. Perasaan Tidak Pantas

Seseorang yang merasa tidak pantas atau tidak layak untuk meraih kesuksesan atau kebahagiaan bisa memilih untuk merusak peluang yang muncul.

4. Pola Pikir Negatif

Pola pikir yang negatif, seperti berfokus pada kegagalan atau mengantisipasi hasil buruk, dapat membentuk keyakinan diri yang merugikan dan memicu perilaku self-sabotage.

5. Trauma Masa Lalu

Pengalaman traumatis atau buruk di masa lalu dapat memberikan dampak negatif pada pandangan diri dan kemampuan seseorang untuk mengatasi tantangan.

6. Kebiasaan Merugikan

Kebiasaan buruk seperti penggunaan zat-zat terlarang, merokok, atau pola makan yang tidak sehat dapat dianggap sebagai bentuk self-sabotage karena dapat merugikan kesehatan fisik dan mental.

7. Kurangnya Keterampilan Mengelola Emosi

Orang yang kesulitan mengatasi emosi seperti stres, kecemasan, atau kemarahan mungkin menggunakan perilaku self-sabotage sebagai cara untuk mengatasi atau melarikan diri dari emosi yang tidak menyenangkan.

Baca Juga: Perlu Anda Ketahui, Asma Penyakit Kronis yang Harus Diperhatikan!

Contoh Perilaku Self-Sabotase

Praktisi kesehatan mental telah mengidentifikasi contoh umum cara orang merugikan diri sendiri. Tiga contoh yang mudah diidentifikasi meliputi prokrastinasi, perfeksionisme, dan self-medikasi.

1. Prokrastinasi

Orang yang merugikan diri seringkali suka menunda-nunda. Prokrastinasi adalah cara untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa Anda tidak pernah siap dan menunda hasil yang baik. Hal ini terjadi karena orang takut mengecewakan orang lain, gagal, atau sukses.

2. Perfeksionisme

Menetapkan standar yang tidak mungkin bagi diri sendiri akan menyebabkan keterlambatan dan kemunduran. Meskipun tampak seperti strategi positif untuk berusaha agar segala sesuatunya berjalan sesuai rencana tanpa hambatan, perfeksionisme menghambat kesuksesan.

Ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik, seperti yang pasti akan terjadi, perfeksionis menjadi kacau. Hal ini bisa mengakibatkan kemunculan rasa malu. Sehingga, ini dapat rentan terhadap depresi, mereka merasa seolah-olah mereka mengecewakan semua orang.

3. Medikasi Mandiri

Untuk mengatasi pertarungan konstan antara keinginan untuk sukses dan skrip yang berputar di otak yang mengatakan bahwa tidak bisa berhasil. Sehingga, banyak orang menenangkan diri melalui obat-obatan, alkohol, dan melukai diri sendiri.

Baca Juga: Ini 6 Kebiasaan yang Membuat Panjang Umur dan Sehat hingga Hari Tua

Cara menangani self-sabotaging behavior

Apabila Anda ingin beberapa tips tentang cara menghentikan perilaku negatif ini, berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk mencegahnya.

1. Periksa Akar Penyebab

Cari pola dalam hidup Anda. Apakah Anda cenderung menghambat usaha baik Anda berulang kali? Apakah tindakan ini terjadi sebelum Anda akan berhasil atau ketika Anda hampir mencapai keinginan pribadi Anda?

Seperti yang disebutkan, perilaku ini mungkin berasal dari masa kecil. Beberapa orangtua, baik karena tidak tahu cara yang lebih baik atau takut anak-anak mereka akan kecewa, mengatakan kepada anak-anak mereka untuk tidak berpikir besar. Mungkin mereka mengatakan, "Siapa kamu untuk percaya bahwa kamu bisa kuliah? Kamu perlu bekerja seperti kita semua."

2. Hentikan Prokrastinasi

Perilaku umum yang ditunjukkan oleh mereka yang merugikan diri adalah prokrastinasi. Jika Anda terus menunda-nunda sesuatu yang penting bagi Anda, mungkin lebih mudah secara emosional daripada mencapai tujuan yang Anda dengar tidak akan pernah Anda capai.

Ketidaksesuaian antara di mana Anda berada dan apa yang ditanamkan dalam pikiran Anda selama bertahun-tahun mungkin menyebabkan Anda ketidaknyamanan yang luar biasa. Jadi, Anda merugikan diri.

Suatu penelitian dilakukan tentang prokrastinasi mahasiswa di lingkungan akademis. Para ilmuwan menemukan satu faktor umum dalam prokrastinasi melibatkan kurangnya regulasi diri. Ini disebabkan oleh mahasiswa memiliki tingkat kebebasan, godaan, dan gangguan yang besar, serta tenggat waktu yang panjang.

Pengaruh teman sebaya atau faktor sosial juga mempengaruhi prokrastinasi. Akhirnya, kurangnya keterampilan dalam hal keterampilan belajar juga berkontribusi pada prokrastinasi.

3. Hentikan Fokus Hanya pada Gambaran Besar

Ketika Anda mengejar sesuatu yang besar, seperti menjadi penjual teratas di tempat Anda bekerja, tujuan besar dapat terasa sangat membebani. Untuk mencegah tindakan merugikan diri, jangan terlalu terpaku pada detail kecil. Bagi seseorang yang merugikan diri kadang-kadang membuang banyak waktu pada detail yang tidak penting.

Contoh lain seperti Anda mencoba menjaga kesehatan, jangan membuat keputusan segalanya atau tidak sama sekali. Jangan menyerah jika Anda melewatkan gym seminggu. Mulailah lagi minggu berikutnya.

Anda perlu melakukan perubahan kecil secara bertahap dan lakukan tindakan secara perlahan. Dengan cara ini, Anda mungkin mencegah pikiran merugikan diri dari menghentikan kebiasan ini dengan ambil tindakan lebih kecil yang tidak akan menghambat diri Anda.

4. Hentikan Berpikir Perfeksionis

Orang yang merugikan diri seringkali perfeksionis. Mungkin Anda terlalu memikirkan setiap detail, dan segala sesuatu harus benar-benar sempurna. Bertujuan untuk mencapai keunggulan, bukan kesempurnaan. Lakukan perbaikan kecil dan catat kemajuan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

5. Ingat Bahwa Merugikan Diri Memerlukan Tenaga

Perilaku negatif ini memakan waktu dan memerlukan banyak usaha. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa merugikan diri menghabiskan sumber daya. Studi yang dilakukan oleh peneliti di Universitas Indiana yang dimuat dalam Journal of Experimental Social Psychology menunjukkan hasil yang kontra-intuitif.

Orang yang merugikan diri lebih banyak melakukan sabotase pada pagi hari, sedangkan orang yang suka begadang melakukan sabotase lebih banyak pada malam hari.

Oleh karena itu, memerlukan banyak energi untuk melanjutkan perilaku ini, dan itu menyebabkan hasil yang tidak mendukung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

×