Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut akibat kontak dengan kencing tikus atau hewan lain yang terinfeksi bakteri Leptosfira sp. Wabah leptospirosis pun terdeteksi di sejumlah wilayah di Sleman, DIY dan Boyolali, Jawa Tengah.
Dikutip dari Kompas.com (25/3/2024), Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sleman, Yogyakarta mencatat sudah ada 14 kasus leptospirosis hingga Maret 2024. Dari jumlah tersebut, terdapat satu kasus meninggal dunia.
Selain itu, seorang warga Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, berjenis kelamin laki-laki berinisial KS (57) meninggal dunia karena penyakit leptospirosis.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti mengatakan, temuan kasus leptospirosis ini bermula saat KS yang sehari-hari bekerja sebagai petani mengalami sakit demam, diare dan sakit kepala pada 10 Maret 2024.
Lantas, apa itu penyakit leptospirosis?
Baca Juga: Mulai Jaga Kebersihan, Ini Cara Mencegah Penyakit Leptospirosis atau Kencing Tikus
Apa itu penyakit leptospirosis?
Leptospirosis adalah penyakit yang menular melalui urin hewan yang terinfeksi bakteri Leptosira sp. Urin hewan yang terinfeksi tersebut dapat mengontaminasi lingkungan, terutama lingkungan yang terdapat genangan air dan kontak dengan kulit yang luka.
Meski hewan yang terinfeksi bakteri tersebut tidak mati, namun pada manusia leptospirosis dapat menyebabkan kematian.
Nah, leptospirosis adalah penyakit yang rawan menular saat musim hujan lantaran bakteri ini bisa berada di air, tanah becek, atau lumpur yang muncul karena hujan.
Dirangkum dari laman resmi Kementerian Kesehatan, berbagai jenis hewan yang bisa menjadi sumber penularan leptospirosis adalah tikus, kucing, anjing, sapi, babi, maupun kambing.
Baca Juga: Mengenal dan Menerapkan Travel Medicine Sebelum Plesiran ke Luar Negeri
Gejala Leptospirosis
Perlu diketahui bahwa, gejala penyakit leptospirosi sangat bervariasi. Mulai dari tanpa gejala sampai berdampak fatal hingga menyebabkan kematian.
Selain itu, gejala leptospirosis pada tahap awal mirip dengan demam berdarah dengue, seperti:
- Demam 38,5 derajat Celcius
- Batuk
- Mual
- Sakit kepala
- Badan lemah
- Nyeri otot punggung maupun betis hingga kesulitan berjalan
- Kemerahan pada selaput putih mata
- Kekuningan (ikterik) pada mata dan kulit
- Muncul bercak kemerahan pada kulit
Gejala leptospirosis tersebut sekilas mirip dengan gejala penyakit yang lain. Untuk itu, diharapkan penderita menyampaikan kepada dokter yang memeriksa terkait kegiatan apa saja yang dilakukan sebelum muncul gejala leptospirosis.
Hal itu untuk mengetahui apakah kegiatan tersebut berisiko untuk kontak dengan urin tikus atau tidak.
Baca Juga: 7 Penyakit Musim Hujan yang Perlu Diwaspadai dan Cara Mencegahnya Agar Tidak Tertular
Pencegahan leptospirosis
Agar tidak tertular penyakit leptospirosis, maka berikut adalah beberapa cara mencegah leptospirosis seperti dirangkum dari laman Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta:
- Gunakan sarung tangan dan sepatu boots saat membersihkan rumah atau selokan
- Selalu gunakan alas kaki meski hanya menginjak tanah di halaman rumah, terlebih saat musim hujan
- Menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan lingkungan rumah bebas dari tikus
- Simpan makanan dan minuman agar aman dari tikus
- Cuci tangan dan kaki dengan sabun setelah terpapar air banjir, tanah becek, atau lumpur
- Menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan 3M Plus
- Memasang perangkap tikus
- Tutup luka dengan perban anti air dan selalu bersihkan luka
Jika mengalami gejala Leptospirosis dan memiliki riwayat terpapar air banjir, tanah becek, atau lumpur dalam dua minggu sebelum sakit, maka segera ke Puskesmas atau Fasyankes terdekat.
Baca Juga: Musim Hujan Datang, Ini Tips Menjaga Kesehatan Anak saat Musim Penghujan
Pengobatan leptospirosis
Pengobatan leptospirosis dapat menggunakan antibiotik, seperti doksisiklin atau penisilin, yang harus diberikan pada awal terinfeksi.
Dirangkum dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), antibiotik intravena mungkin diperlukan untuk orang dengan gejala yang lebih parah.
Selain itu, dokter juga akan meredakan gejala leptospirosis dengan memberikan obat anti-nyeri dan penurun demam, seperti ibuprofen atau paracetamol.
Meski demikian, seseorang yang menunjukkan gejala terinfeksi leptospirosis perlu mendapatkan pengobatan dari dokter bukan langsung membeli obat di apotik secara bebas.
Demikian informasi mengenai apa itu penyakit Leptospirosis, gejala penyakit leptospirosis, pencegahan leptospirosis, dan pengobatan leptospirosis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News