Penulis: Bimo Kresnomurti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pahami jenis makanan yang dapat memicu keluarnya gas buang angin dengan aroma yang kurang sedap dan sebaiknya dibatasi. Proses keluarnya gas dari tubuh merupakan bagian normal dari fungsi pencernaan yang sehat.
Aroma kurang sedap pada buang angin atau kentut dapat diatribusikan pada adanya komponen kimia tertentu yang terdapat dalam gas-gas yang dilepaskan oleh saluran pencernaan.
Kentut adalah suatu proses alami yang terjadi ketika gas-gas seperti nitrogen, oksigen, karbon dioksida, metana, hidrogen sulfida, dan senyawa lainnya dilepaskan dari sistem pencernaan.
Aroma yang tidak sedap pada kentut terutama disebabkan oleh keberadaan senyawa sulfur, khususnya hidrogen sulfida dan metil merkaptan. Senyawa-senyawa ini memiliki aroma yang sangat tajam dan kurang menyenangkan.
Baca Juga: 5 Makanan Terlarang Bagi Penderita Kanker Paru-Paru, Cek Juga Gejalanya
Daftar makanan penyebab bau kentut tidak sedap
Bau kentut dapat dipengaruhi oleh jenis makanan yang Anda konsumsi. Makanan seperti bawang, bawang putih, kubis, kacang-kacangan, dan makanan dengan kandungan sulfur tinggi dapat meningkatkan produksi senyawa sulfur dalam saluran pencernaan.
Selama proses pencernaan, bakteri dalam sistem pencernaan mencerna makanan yang tidak dicerna sepenuhnya. Proses ini menghasilkan gas-gas tertentu, termasuk senyawa-senyawa sulfur, yang dapat menyebabkan bau tidak sedap pada kentut.
Selain itu, beberapa kondisi medis, seperti gangguan pencernaan, intoleransi makanan, atau infeksi usus, dapat menyebabkan produksi gas yang lebih tinggi dan bau kentut yang tidak sedap.
Untuk itu Anda perlu mencatat beberapa makanan penyebab bau kentut tidak sedap dilansir dari Cleveland Clinic.
Baca Juga: Catat 5 Penyebab Sering Kentut atau Buang Angin yang Perlu Diwaspadai
1. Sayuran kucifer
Proses memasak brokoli di atas kompor menghasilkan bau tidak sedap karena tingginya kandungan sulfur. Oleh karena itu, ketika sayuran ini mencapai sistem pencernaan, dapat memicu pelepasan gas yang memiliki aroma yang kurang sedap.
Selain dari brokoli, sayuran kucifer lainnya seperti kubis Brussel, kembang kol, dan kubis, memiliki potensi yang sama.
2. Makanan tinggi sulfur
Beberapa jenis makanan mengandung cukup banyak sulfur yang dapat memberikan karakteristik tertentu pada gas buang angin. Makanan-makanan tersebut meliputi telur, bawang putih, biji-bijian, hingga daging.
Selain itu, bubuk protein yang sering digunakan oleh atlet atau orang yang menjalani program penurunan berat badan juga dapat menyebabkan perut kembung.
3. Produk susu dan minuman manis
Intoleransi atau kepekaan terhadap laktosa dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan pelepasan gas buang angin yang memiliki aroma yang cukup kuat.
Tubuh tidak dapat sepenuhnya menyerap banyak pemanis rendah kalori yang terdapat dalam produk diet, sehingga meninggalkannya di dalam usus dan menjadi salah satu penyebab gas buang angin yang beraroma kuat.
4. Kacang polong
Kacang diklasifikasikan sebagai sayuran dengan kandungan karbohidrat tinggi dengan alasan tertentu. Banyak jenis kacang yang mengandung tinggi karbohidrat dan gula yang tidak mudah dicerna.
Pencernaan makanan yang tinggi serat ini dapat menyebabkan fermentasi dan pengumpulan gas di dalam usus, yang seringkali berujung pada pelepasan gas dengan suara keras dan aroma yang tidak menyenangkan.
5. Makanan pedas
Konsumsi makanan pedas dapat menjadi salah satu penyebab gas buang angin yang beraroma kuat. Hal ini disebabkan oleh kesulitan tubuh dalam mencerna makanan pedas secara efisien.
Selain itu, makanan pedas dapat menyebabkan produksi gas berlebih, yang dapat mengakibatkan perut kembung dan memudahkan pelepasan gas atau buang angin.
Nah, diingat bahwa produksi gas dan aroma tidak sedap pada gas buang angin merupakan bagian normal dari proses pencernaan manusia. Jika Anda merasa bahwa kentut yang sangat bau atau terdapat perubahan drastis dalam pola kentut, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan.
Sederet informasi yang berkaitan dengan penyabab bau kentut tidak sedap dari makanan sehingga perlu membatasi konsumsi dari sekarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News