kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.367.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.731   21,00   0,13%
  • IDX 8.389   22,05   0,26%
  • KOMPAS100 1.163   3,35   0,29%
  • LQ45 847   4,23   0,50%
  • ISSI 292   0,76   0,26%
  • IDX30 446   3,97   0,90%
  • IDXHIDIV20 513   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,41   0,31%
  • IDXV30 138   0,55   0,40%
  • IDXQ30 141   0,94   0,67%
AKTUAL /

Kasus Cesium-137 Meluas: Produk Alas Kaki dari Cikande Ikut Terkontaminasi


Kamis, 13 November 2025 / 03:28 WIB
Diperbarui Kamis, 13 November 2025 / 03:29 WIB
Kasus Cesium-137 Meluas: Produk Alas Kaki dari Cikande Ikut Terkontaminasi
ILUSTRASI. (Tengah) Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Cesium-137 (Cs-137) Bara Krishna Hasibuan

Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Cesium-137 (Cs-137) mengungkap temuan baru terkait penyebaran paparan radioaktif di kawasan industri modern Cikande, Banten. Tak hanya produk udang, ternyata produk alas kaki asal wilayah tersebut juga terdeteksi mengandung Cs-137.

Ketua Satgas Penanganan Cs-137, Bara Krishna Hasibuan, menjelaskan bahwa pihaknya menemukan indikasi kontaminasi radioaktif pada dua kontainer produk alas kaki yang sempat diekspor ke Amerika Serikat (AS). Akibat temuan tersebut, kedua kontainer dipulangkan ke Indonesia.

“Produk alas kaki tersebut berasal dari perusahaan yang juga berlokasi di Cikande, meski berada di luar kawasan industri. Jaraknya sekitar 5 km dari sumber kontaminasi, yakni fasilitas milik PT PMT,” ujar Bara di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Rabu (12/11/2025).

Satu kontainer telah dipastikan mengandung Cs-137, sementara satu kontainer lainnya hanya terdeteksi kontaminasi di permukaan, sehingga dinilai aman dan kini disimpan di pelabuhan. Pemeriksaan lebih lanjut dilakukan melalui uji laboratorium oleh BRIN untuk memastikan keamanan produk tersebut.

Baca Juga: Tak Bisa Bayar Pinjol? Jangan Kabur! OJK Beri Tips Cara Aman Hadapi Penagihan

22 Pabrik Terpapar Cs-137 di Cikande

Bara juga mengungkapkan bahwa kontaminasi Cs-137 sempat terjadi di pabrik pengolahan makanan milik PT Charoen Pokphand Indonesia. Namun setelah dilakukan dekontaminasi menyeluruh, pabrik tersebut kini dinyatakan bersih dan aman untuk kembali beroperasi.

“Pabrik Charoen Pokphand sudah selesai dilakukan dekontaminasi dan dinyatakan clear and clean. Mereka sudah bisa kembali beraktivitas secara normal,” tegas Bara.

Secara keseluruhan, Satgas mencatat 22 pabrik di Cikande terpapar Cs-137. Namun seluruhnya telah menjalani proses dekontaminasi dan kini dinyatakan aman.

Udang Indonesia Kembali Diterima Pasar AS

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) resmi diakui sebagai Certifying Entity oleh pemerintah AS pada 9 Oktober 2025. Pengakuan ini memberi kewenangan bagi KKP untuk menerbitkan sertifikat bebas Cesium-137 bagi produk udang ekspor.

Tonton: Belanda Temukan Sepatu Kets Indonesia Terkontaminasi Cesium-137

“Alhamdulillah, tidak sampai sebulan setelah penetapan itu, pada 31 Oktober kami bersama Bea Cukai, BAPETEN, dan BRIN berhasil melepas ekspor perdana udang ke Amerika Serikat,” ujar Ishartini, Kepala BPPMHKP KKP.

Ekspor perdana tersebut mencakup beberapa kontainer dengan total volume 1,6 ton, senilai US$ 1,2 juta atau sekitar Rp 20,14 miliar. Seluruh produk udang tersebut telah lolos uji radioaktif dan memenuhi standar bebas Cs-137.

Aspek Informasi
Sumber kontaminasi Fasilitas PT PMT di kawasan industri Cikande
Jenis radioaktif Cesium-137 (Cs-137)
Jumlah pabrik terdampak 22 pabrik
Produk terkontaminasi Udang dan alas kaki ekspor
Tindakan pemerintah Dekontaminasi dan uji lab oleh BRIN serta BAPETEN
Status terbaru Seluruh pabrik telah dinyatakan aman

Kesimpulan:

Kasus kontaminasi Cesium-137 di Cikande menunjukkan bahwa pengawasan terhadap limbah radioaktif di kawasan industri masih memiliki celah serius. Meski penanganan cepat dari Satgas, BRIN, dan BAPETEN berhasil memastikan seluruh pabrik kini aman, insiden ini menjadi peringatan keras soal pentingnya sistem deteksi dini dan standar keamanan industri yang lebih ketat. Di sisi lain, langkah cepat KKP memulihkan kepercayaan pasar ekspor—hingga udang Indonesia kembali diterima AS—menunjukkan kemampuan pemerintah merespons krisis dengan koordinasi lintas lembaga yang efektif.

Sumber data:

  • Kementerian Koordinator Bidang Pangan RI
  • BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
  • KKP - Kementerian Kelautan dan Perikanan
  • BAPETEN - Badan Pengawas Tenaga Nuklir

Selanjutnya: Sekretaris Perusahaan Petrindo (CUAN) Tambah Saham Sebanyak 140.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×