Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Korea Utara telah mengeluarkan pemberitahuan resmi mengenai peluncuran satelitnya. Langkah ini mengabaikan peringatan dari Korea Selatan dan berbagai resolusi PBB yang melarang Pyongyang menggunakan teknologi rudal balistik.
Mengutip Kantor Berita Rusia TASS, Kantor Berita Kyodo memberitakan pada hari Selasa (21/11/2023) bahwa Korea Utara telah memberi tahu penjaga pantai Jepang mengenai jadwal peluncuran satelit mata-matanya.
Disebutkan, Korea Utara akan meluncurkan satelitnya antara tanggal 22 November 2023 dan 1 Desember 2023.
Menurut laporan tersebut, Korea Utara bermaksud menetapkan tiga zona bahaya maritim: Laut China Timur, Laut Kuning, dan perairan di sebelah timur pulau Luzon, Filipina.
Pada tanggal 19 November 2023, Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik mengatakan bahwa Korea Utara dapat meluncurkan satelit mata-mata pertamanya dalam waktu seminggu atau pada akhir November untuk mengalahkan Korea Selatan, yang akan meluncurkan satelit militer pertamanya ke orbit pada tanggal 30 November.
Baca Juga: Prancis Uji Coba Rudal Balistik Jarak Jauh M51.3, Ini Tujuannya
Melansir AFP, sebelumnya, Korea Selatan sudah memperingatkan Pyongyang untuk segera menghentikan persiapan untuk meluncurkan satelit mata-mata. Ini merupakan upaya Korea Utara yang ketiga, setelah dua kali gagal.
Kyodo yang mengutip kantor perdana menteri memberitakan, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada kementerian dan lembaga pemerintah untuk sepenuhnya mempersiapkan kemungkinan peluncuran Korea Utara.
Awal bulan ini, agen mata-mata Seoul mengatakan bahwa Pyongyang sedang dalam tahap akhir persiapan upaya lain untuk mengawasi militer.
“Kami dengan tegas memperingatkan Korea Utara untuk segera menghentikan persiapan peluncuran satelit mata-mata militer,” jelas Kang Ho-pil, kepala direktur operasi Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, mengatakan pada hari Senin (20/11/2023).
Baca Juga: Rusia Siagakan Rudal Balistik Berkemampuan Nuklir Avangard
Dia menambahkan, “Jika Korea Utara tetap melanjutkan peluncuran satelit pengintaian militer meskipun sudah ada peringatan dari kami, militer kami akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjamin kehidupan dan keselamatan rakyat.”
Setelah upaya kedua yang gagal pada bulan Agustus, Pyongyang mengatakan akan melakukan peluncuran ketiga pada bulan Oktober, meskipun hal itu tidak pernah terwujud.
Dewan Keamanan PBB telah mengadopsi banyak resolusi yang menyerukan Korea Utara untuk menghentikan program nuklir dan rudal balistiknya sejak pertama kali melakukan uji coba nuklir pada tahun 2006.
Korea Selatan mengatakan Pyongyang memberi Moskow senjata sebagai imbalan atas teknologi luar angkasa Rusia.
Para analis mengatakan ada tumpang tindih teknologi yang signifikan antara kemampuan peluncuran ruang angkasa dan pengembangan rudal balistik.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pada bulan September, setelah pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, bahwa negaranya dapat membantu Pyongyang membangun satelit.
Baca Juga: Korut Uji Coba Mesin Berbahan Bakar Padat Baru untuk Rudal Balistik Jarak Menengah
Menurut para ahli, keberhasilan menempatkan satelit mata-mata ke orbit akan meningkatkan kemampuan pengumpulan intelijen Korea Utara, khususnya di Korea Selatan, dan menyediakan data penting dalam setiap konflik militer.
Korea Utara telah melakukan sejumlah uji coba senjata pada tahun ini, mengabaikan peringatan dari Amerika Serikat, Korea Selatan dan sekutu mereka.
Pekan lalu, mereka mengatakan pihaknya berhasil melakukan uji darat terhadap mesin berbahan bakar padat “tipe baru” untuk rudal balistik jarak menengah yang dilarang, dan menyebutnya sebagai langkah penting melawan lingkungan keamanan yang buruk dan tidak stabil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News