Penulis: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Stunting dan gizi buruk sering kali dianggap sama karena keduanya merupakan masalah kesehatan yang menyasar pada tumbuh kembang anak.
Padahal keduanya merupakan masalah kesehatan yang cukup berbeda, mulai dari difinisi hingga penyebab dan gejalanya.
Masyarakat umumnya menganggap gizi buruk sama dengan stunting atau sebaliknya. Hal tersebut menyebabkan penanganan masalahnya menjadi keliru sehingga penyembuhannya menjadi tergambat.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, sebanyak 178 juta anak di bawah lima tahun di seluruh dunia mengalami gangguan pertumbuhan akibat stunting.
Baca Juga: 3 Kriteria Sayuran yang Boleh Dikonsumsi Penderita Gout
Stunting sendiri adalah masalah pertumbuhan dan pekembangan anak yang disebabkan kekurangan gizi kronis. Hal ini menyebabkan anak memiliki tubuh yang lebih pendek dari anak-anak seusianya.
Sedangkan gizi buruk, melansir dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes), adalah ondisi di mana tubuh tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi tubuh.
Jika bayi dan balita mengalami gizi buruk, dapat mempengaruhi pertumbuhan otak, organ tubuh, hingga sistem imun.
Berikut ini beberapa perbedaan stunting dan gizi buruk yang perlu orangtua pahamia, dirangkum dari situs Indonesiabaik.id dan Kemenkes.
Penyebab stunting dan gizi buruk
Perbedaan stunting dan gizi buruk yang pertama adalah penyebab dari kedua masalah kesehatan ini.
Stunting disebabkan kekurangan gizi jangka panjang sejak dari dalam kandungan hingga saat 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Masalah pertumbuhan ini baru akan terlihat pada anak ketika ia menhinjak usia dua tahun.
Sedangkan gizi buruk disebabkan oleh konsumsi makanan yang rendah energi protein, infeksi penyakit berulang, air bersih serta sanitari yang tidak memadai, hingga pengetahuan gizi yang kurang dan faktor sosial ekonomi.
Berbeda dengan stunting yang menyerang dalam waktu lama, gizi buruk dapat terjadi dalam waktu yang cukup singkat.
Ciri-ciri stunting dan gizi buru
Selain penyebab, ciri-ciri menjadi pembeda antara stunting dan gizi buruk. Ciri-ciri anak mengalami stunting yakni:
- Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya
- Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya
- Berat badan rendah untuk anak seusianya
- Pertumbuhan tulang tertunda
Sedangkan gizi buruk memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Berat badan rendah untuk usia mereka.
- Anak lebih pendek dibandingkan anak seusianya).
- Pelekatan otot dan lemak subkutan berkurang.
- Kulit kering, rambut tipis, dan mungkin berubah warna.
- Lemah, lesu, dan kurangnya energi.
- Sistem imun yang lemah, sering sakit.
Baca Juga: Usia 40 Tahun ke Atas, Ini Lama Waktu Tidur yang Dibutuhkan & Cara Tidur Nyenyak
Dampak stunting dan gizi buruk
Kedua masalah kesehatan ini membawa dampak yang tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut UNICEF, dampak dari gizi buruk diantaranya adalah:
- Menurunnya sistem kekebalan tubuh sehingga mudah terserang penyakit.
- Pertumbuhan menjadi terganggu.
- Perkembangan otak anak terganggu sehingga tingkat intelligence quotient (IQ) rendah.
- Meningkatnya risiko penyakit tidak menular saat dewasa.
- Risiko kematian akibat imun tubuh yang lemah.
Hampir sama seperti gizi buruk, stunting juga menimbulkan berbagai dampak negatif pada anak, yakni:
- Gangguan kognitif yang menyebabkan anak mengalami penurunan IQ
- Kesulitan belajar
- Perkembangan fisik yang terganggu
- Sistem imun rendah
- Penurunan produktivitas dan kinerja saat dewasa
- Risiko penyakit tidak menular
Cara mencegah stunting dan gizi buruk
Mengingat stunting dan gizi buruk membawa dampak yang tidak baik untuk tubuh kembang anak, langkah pencegahan kedua masalah ini wajib dilakukan.
Pencegahan stunting dilakukan sejak ibu mulai hamil dengan menjaga asupan nutrisi yang dikonsumsi.
Nutrisi ini tidak hanya melindungi dan menjaga kesehatan ibu selama masa kehamilan saja, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin dan menjaga kesehatannya.
Baca Juga: 2 Penyebab Utama Bau Mulut Terkait Diabetes, Cek Juga Cara Mengatasinya
Mencukupi kebutuhan nutrisi ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan sehat dan suplemen tambahan sesuai dengan anjuran dokter.
Selanjutnya pencegahan stunting juga wajib dilakukan setidaknya selama 1.000 hari pertama anak terhitung sejak ia dilahirkan, diantaranya:
- Memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan
- Memantau perkembangan anak dan membawa ke posyandu secara berkala
- Mengkonsumsi secara rutin Tablet tambah Darah (TTD)
- Memberikan MPASI yang begizi dan kaya protein hewani untuk bayi yang berusia diatas 6 bulan
Langkah pencegahan untuk gizi buruk pada anak yakni:
- Memberikan makanan bergizi lengkap dan seimbang sesuai kebutuhan anak.
- Menerapkan pola asuh yang baik.
- Memberikan ASI eksklusif hingga usia anak 6 bulan, dilanjutkan dengan memberikan MPASI yang bergizi lengkap dan seimbang.
- Mengukur tinggi dan berat badan anak secara berkala.
- Membawa anak untuk segera berobat bila terkena penyakit infeksi.
Demikian informasi tentang perbedaan stunting dan gizi buruk yang perlu dipahami oleh masyarakat. Dengan memahami perbedaan hingga menerapkan cara mencegah kedua gangguan pertumbuhan anak ini, Anda sudah selankah lebih maju untuk menjamin masa depan anak yang lebih baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News