kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%
AKTUAL /

6 Tanda Diare Parah Pada Anak yang Tidak Boleh Diabaikan, Orangtua Perhatikan


Kamis, 07 Maret 2024 / 14:58 WIB
6 Tanda Diare Parah Pada Anak yang Tidak Boleh Diabaikan, Orangtua Perhatikan
ILUSTRASI. 6 Tanda Diare Parah Pada Anak yang Tidak Boleh Diabaikan, Orangtua Perhatikan.

Penulis: Tiyas Septiana

Tanda Diare Parah -  Meskipun terlihat ringan, diare dapat membahayakan kesehatan anak jika tidak segera ditangani dengan tepat.

Bersumber dari Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM), mengatasi diare anak sebenarnya sederhana dan tidak mahal. 

Sebelum itu, Anda perlu memahami penyebab diare pada anak yang umumnya disebebkan oleh infeksi virus.

Selain itu bisa juga akibat infeksi bakteri, parasit, alergi, keracunan, intoleransi, dan efek samping obat. Diare akibat infeksi virus bisa sembuh tanpa antibiotik jika sistem imun anak cukup kuat.

Baca Juga: Apa Manfaat Bunga Melati Bagi Kesehatan, Ada 7 Hal yang Menarik

Seorang anak dikatakan mengalami diare jika frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali dalam 24 jam, dan perubahan konsistensi (bentuk) feses menjadi lebih cair.

Anak yang sedang diare terkadang tidak nafsu makan dan mual sehingga asupan cairan tubuh berkurang dan anak menjadi lemas.

Air yang keluar melalui diare juga membuat cairan dan elektrolit dalam tubuh banyak terbuang, terlebih jika anak muntah-muntah. 

Tanda-tanda diare parah pada anak

Dibandingkan orang tua, anak lebih rentan mengalami dehidrasi (kekurangan cairan). Jika tidak segera ditangani, dehidrasi berat bisa sampai menyebabkan penurunan kesadaran, kejang, bahkan kematian. 

Sebagian orang tua sudah waspada sehingga segera ke IGD ketika anaknya diare, tetapi sebagian lainnya masih tidak mengerti bahwa anak sudah jatuh dalam kondisi dehidrasi berat dan butuh penanganan di IGD.

Penyebab terbanyak kematian pada anak dengan diare adalah akibat dehidrasi, oleh sebab itu orangtua perlu memperhatikan tanda bahaya pada anak yang sedang mengalami diare, yakni:

  • Mata menjadi cekung
  • Air mata tidak keluar saat menangis
  • Frekuensi buang air kecil (BAK) jarang, urin sedikit dan berwarna pekat
  • Anak tampak kehausan, bisa tampak rakus saat diberi minum
  • Anak sangat lemas
  • Jika kondisi sudah semakin berat maka anak tidak bisa makan dan minum

Jika anak menunjukkan salah satu tanda bahaya tersebut, maka jangan tunda untuk segera membawa anak ke IGD.

Cara mengatasi anak yang diare

Kementerian Kesehatan RI mempunyai Program untuk mengatasi diare dengan LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare) yakni:

  • Memberikan oralit

Oralit berguna untuk mengatasi dehidrasi dengan mengganti cairan dan elektrolit tubuh. Segera berikan oralit begitu anak mengalami diare sampai diarenya berhenti. 

Satu bungkus oralit dilarutkan dalam 1 gelas air matang (200cc). Jika usia anak kurang dari 1 tahun, berikan 50-100cc tiap BAB cair, jika lebih dari 1 tahun berikan 100-200cc. 

Pemberian oralit ini juga bisa mengurangi volume feses dan mengurangi mual muntah pada anak diare.

Baca Juga: Ini Manfaat Teh Hitam Bagi Kesehatan, Ada 10 Hal

  • Memberikan tambahan zink

Zink dalam tubuh akan banyak berkurang saat anak diare. Pemberian zink ini dapat mempercepat penyembuhan diare, menjaga anak tetap sehat, dan mencegah diare berulang. 

Dosis pemberian Zink adalah 10 mg per hari untuk anak usia kurang dari 6 bulan, dan 20mg per hari untuk anak usia 6 bulan atau lebih, selama 10 hari berturut-turut meskipun diare sudah berhenti.

  • Terus memberi ASI dan makan

Berikan ASI sebanyak anak mau, akan lebih baik jika lebih banyak dari biasanya. Jika anak sudah mulai makan, maka pemberian makan dilakukan seperti biasa dengan frekuensi yang lebih sering. 

Lanjutkan hingga 2 minggu setelah diare berhenti untuk mempercepat penyembuhan, pemulihan, dan mencegah malnutrisi. Ayah bunda harus lebih memperhatikan kebersihan makanan, alat makan, dan tangan anak.

  • Selektif memberikan antibiotik

Tidak semua diare membutuhkan antibiotik, hal ini sesuai dengan penjelasan di atas bahwa sebagian besar penyebab diare pada anak adalah virus. 

Hanya ada sebagian kecil kasus diare yang membutuhkan antibiotik dan hal tersebut harus dikonsultasikan dulu dengan dokter. 

Pemberian antibiotik yang tidak tepat justru akan berbahaya karena akan menyebabkan flora normal usus yang diperlukan dalam pencernaan ikut terbunuh sehingga diare menjadi berkepanjangan. 

Selain itu pemberian antibiotik yang tidak tepat justru akan menyebabkan bakteri menjadi resisten (kebal).

  • Segera bawa anak ke dokter

Hal penting yang perlu diperhatikan oleh ayah bunda adalah harus segera kembali periksa ke petugas kesehatan jika ada demam, tinja berdarah, muntah berulang, makan atau minum sedikit, anak sangat kehausan, dan diare makin sering.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×