kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
AKTUAL /

Penyebab Baby Blues pada Ibu Pasca Melahirkan, Gejala, dan Cara Mencegah Baby Blues


Senin, 05 Februari 2024 / 17:17 WIB
Penyebab Baby Blues pada Ibu Pasca Melahirkan, Gejala, dan Cara Mencegah Baby Blues
ILUSTRASI. Penyebab Baby Blues pada Ibu Pasca Melahirkan, Gejala, dan Cara Mencegah Baby Blues.

Penulis: Tiyas Septiana

 Cara Mencegah Baby Blues -  Anda mungkin pernah mendengar istilah sindrom baby blues yang cukup sering diderita oleh ibu-ibu pasca melahirkan. 

Berdasarkan beberapa penelitian, ibu dengan baby blues tak segan menyakiti diri sendiri maupun anaknya. Baby blues juga disebut dengan postpartum blues dari sisi psikologi. 

Menurut psikolog sekaligus Dosen Psikologi (FPsi) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Atika Permata Sari, kondisi ini bukanlah gangguan mental, tetapi permasalahan psikologis. 

Baca Juga: Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk, Ciri, hingga Penyebab Kedua Masalah Kesehatan Ini

Dalam psikologi, permasalahan dan gangguan adalah hal yang berbeda. Permasalahan, belum menghasilkan diagnosis gangguan tertentu. 

“Namun jika postpartum blues dibiarkan tanpa ada penanganan, maka nantinya akan menjadi postpartum depression dimana kondisi ini bisa disebut dengan gangguan psikologis,” tambahnya, dikutip dari situs UMM

Penyebab dan gejala baby blues pada ibu

Atika menjelaskan, faktor pemicu ibu mengalami baby blues bisa berasal dari beberapa hal seperti perubahan hormon yang drastis setelah melahirkan, riwayat kondisi sebelum melahirkan, dan riwayat permasalahan di keluarga. 

“Terlebih bagi ibu yang memiliki riwayat gangguan psikologis seperti depresi akan berisiko lebih besar untuk mengalami baby blues,” tambahnya.

Gejala yang paling kelihatan saat seorang ibu mengalami baby blues adalah berkaitan dengan emosi yakni:

  • Emosi yang labil, 
  • merasa cemas, 
  • mudah marah 
  • Beberapa kasus, ibu menunjukkan gejala depresi ringan. 

Selain itu juga ada gejala dalam bentuk perilaku yaitu perubahan pola tidur dan perubahan pola makan. Bisa jadi makan lebih sedikit atau lebih banyak dari biasanya dan tidur lebih sedikit atau lebih banyak dari biasanya.

Dampak dan cara mencegah baby blues

Mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya, Atika menyampaikan bahwa Ibu yang mengalami baby blues akan mengalami penurunan kesehatan mental dan memiliki kualitas tidur yang buruk. 

Selain itu, hal ini juga akan berdampak pada sejauh mana ibu mampu menjalankan peran pengasuhan kepada anaknya. 

Baca Juga: Ini 6 Cara Mengatasi Bayi Tersedak saat Minum ASI dan Pencegahannya

Adanya pendampingan baik dari keluarga maupun tenaga profesional adalah hal penting. Mereka dapat memberikan dukungan kepada ibu pasca melahirkan. 

“Hal ini terbukti dapat menurunkan kemungkinan baby blues berkembang menjadi postpartum depression. Selain itu, pendampingan juga meningkatkan kesehatan mental ibu,” tegasnya.

Ada beberapa dukungan yang dapat dilakukan. Mulai dari dukungan instrumental seperti bergantian menjaga bayi, dukungan emosional seperti mendengarkan curhat istri, ataupun dukungan material seperti memberikan tambahan uang saku untuk istri.  

“Baby blues wajar dialami dan biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah dua minggu pasca kemunculan pertama gejala. Ini juga dapat membaik tentunya dengan dukungan dari  orang-orang disekitar,” paparnya.

Atika berharap semoga setiap ibu yang mengalami baby blues mempunyai cukup dukungan dalam proses pengasuhan anak. Ia juga berpesan kepada para ibu agar tidak segan-segan meminta bantuan kepada individu-individu di sekitar. 

“Jangan pernah merasa bersalah saat meminta bantuan dan menerima bantuan dari orang lain selama membesarkan anak. Seperti kata pepatah, ‘it takes a village to raise a child’, “ pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×