Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang dapat menyerang anak-anak terutama di musim hujan. Para orang tua pun sebaiknya memahami fase demam berdarah pada anak.
Pasalnya, pada fase demam berdarah awal gejalanya mirip dengan penyakit lain. Penting bagi orang tua untuk mengetahui fase demam berdarah pada anak agar bisa menanganinya dengan tepat.
Pasalnya, DBD adalah jenis penyakit yang harus segera mendapat penanganan medis yang tepat. Ada beberapa kasus demam berdarah yang dapat berakibat fatal jika terlambat dideteksi dan ditangani.
Lantas, seperti apa fase demam berdarah pada anak?
Baca Juga: Apa Itu Asuransi Penyakit Akibat Gigitan Nyamuk?
Apa itu demam berdarah dengue atau DBD?
Demam berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. Namun, infeksi virus dengue pada umumnya tidak memunculkan gejala.
Gejala akan muncul saat infeksi virus dengue berkembang menjadi demam berdarah dengue (DBD). Penanganan DBD pun dilakukan sesuai dengan fase demam berdarah pada anak yang terinfeksi virus dengue.
Dikutip dari laman RSUD Kabupaten Buleleng, sebenarnya demam berdarah dengue dengan demam dengue berbeda. Infeksi virus Dengue bisa memicu demam Dengue dan demam berdarah Dengue (DBD).
Namun bila Anda mengalami demam Dengue, bukan berarti Anda juga otomatis akan terkena DBD. Ketika sudah ditangani dengan benar, demam Dengue bisa sembuh tanpa menyebabkan komplikasi berupa perdarahan yang berujung pada DBD.
Baca Juga: Ciri-ciri Demam Berdarah Pada Orang Dewasa, Obat DBD di Apotek, dan Obat DBD Alami
Fase demam berdarah pada anak
Sementara itu, dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia, berikut adalah beberapa fase demam berdarah pada anak yang perlu diwaspadai orang tua:
1. Fase demam
Fase demam adalah fase demam berdarah pada anak yang pertama kali muncul. Fase demam ditandai dengan demam yang mendadak tinggi, terus menerus disertai nyeri kepala, nyeri otot seluruh badan, nyeri sendi, kemerahan pada kulit, khususnya kulit wajah (flushing).
Gejala lain seperti nafsu makan berkurang, mual, dan muntah sering ditemukan.
Pada fase ini sulit dibedakan dengan penyakit bukan dengue, maupun antara penyakit dengue berat dan yang tidak berat.
Bila diperiksa laboratorium darah, biasanya ada penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan pada awal jumlah trombosit dan nilai hematokrit (kekentalan darah) sering kali masih dalam batas normal. Fase ini biasanya berlangsung selama 2–7 hari.
Baca Juga: Makanan dan Minuman yang Bikin Demam Berdarah Cepat Sembuh
2. Fase kritis
Fase kritis juga menjadi salah satu fase demam berdarah pada anak. Fase kritis biasanya terjadi pada hari keempat hingga keenam setelah demam.
Namun, fase kritis juga bisa terjadi lebih awal yakni pada hari ketiga atau hari ketujuh sejak dari mulai sakit demam. Pada fase ini terjadi peningkatan permeabilitas pembuluh darah kapiler sehingga akan terjadi perembesan plasma (plasma leakage).
Hal ini dapat menyebabkan darah menjadi kental. Apabila tidak mendapat terapi cairan yang memadai, dapat menyebabkan syok sampai kematian.
Gejala fase kritis meliputi muntah yang terus menerus, nyeri perut, perdarahan pada kulit, hidung, gusi, sampai terjadi muntah darah dan buang air besar berdarah.
Pada fase kritis juga dapat ditemukan badan dingin, terutama pada ujung lengan dan kaki sebagai tanda syok. Anak juga tampak lemas bahkan terjadi penurunan kesadaran.
Pada pemeriksaan darah dapat ditemukan penurunan jumlah trombosit yang disertai peningkatan nilai hematokrit yang nyata.
Baca Juga: Ini 6 Cara Menaikkan Trombosit Rendah dengan Efektif lewat Makanan
3. Fase penyembuhan
Fase demam berdarah berikutnya adalah fase penyembuhan atau pemulihan. Fase penyembuhan berlangsung dalam waktu 48 – 72 jam.
Tanda fase penyembuhan adalah nafsu makan pulih, anak tampak lebih ceria, dan pengeluaran air kemih cukup atau lebih banyak dari biasanya.
Pada pemeriksaan laboratorium darah nilai hematokrit akan mengalami penurunan sampai stabil dalam rentang normal dan disertai peningkatan jumlah trombosit secara cepat menuju nilai normal.
Baca Juga: 4 Ramuan Herbal untuk Menurunkan Demam Secara Instan
Pengobatan DBD pada anak
Sampai saat ini belum ada obat (anti virus) yang spesifik untuk penyakit ini. Pengobatan yang utama adalah mempertahankan keseimbangan ciran dengan pemberian cairan yang cukup, tidak kurang maupun berlebihan.
Jenis, jumlah, dan cara pemberian berdasar atas fase demam berdarah pada anak, keadaan klinis, dan atas panduan nilai hematokrit.
Apabila tidak ada muntah dan masih mau minum, pada fase demam masih boleh dirawat di rumah dengan pemberian cairan atau minum dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya.
Baca Juga: Bukan Pilek dan Flu! Ini 6 Penyakit yang Kerap Muncul Saat Musim Hujan
Pengobatan demam berdarah lain yang bisa dilakukan adalah pemberian obat antipiretik (penurun demam). Obat yang direkomendasikan adalah obat yang mengandung parasetamol.
Namun, asetosal dilarang penggunaannya dan ibuprofen tidak direkomendasikan. Keberhasilan pengobatan sangat dipengaruhi oleh diagnosis dini dan pemantauan keadaan klinis serta pemberian cairan yang tepat.
Demikian penjelasan mengenai fase demam berdarah pada anak dan pengobatannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News